Dinosaurus, Dihantam Es atau Ditabrak Batu?  

Reporter

Selasa, 26 Maret 2013 07:38 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Woodlands -- Komet, bukan asteroid, menjadi penyebab kepunahan dinosaurus. Obyek harus menghantam bumi dengan cepat supaya menimbulkan kemusnahan massal.

Kawah Chicxulub selebar 180 kilometer di Semenanjung Yucatan, Meksiko, menjadi jejak tabrakan dahsyat yang terjadi 65 juta tahun lalu. Di tepian kawah ini, mengendap iridium. Bak kaca yang terserak di jalanan setelah kecelakaan lalu lintas, iridium merupakan bukti yang dicari peneliti tabrakan itu.

Iridium berada di lapisan Cretaceous-Paleogene (K-Pg), yang tercipta bersamaan dengan waktu tabrakan. Tebal lapisan kaya iridium ini akan menentukan kekuatan tabrakan. Perhitungan yang dilakukan ilmuwan menunjukkan, material yang terkandung di dalam asteroid tak cukup meninggalkan lapisan tebal seperti pada K-Pg.

"Tabrakan besar bisa dihasilkan dari komet," ujar peneliti ilmu kebumian Darthmouth College, Amerika Serikat, J.R. Moore, dalam makalah ilmiah yang disampaikan pada Lunar and Planetary Science Conference di Woodlands, Texas.

Perhitungan yang mereka lakukan menunjukkan, komet yang menabrak berdiameter maksimal 15 kilometer. Efek tabrakan yang dahsyat dihasilkan oleh kecepatan komet yang meluncur hingga 32 kilometer per detik. Asteroid yang jatuh ke bumi biasaya pada kecepatan 17 kilometer per detik, sementara komet tercepat bisa bergerak hingga 72 kilometer per detik.

Seakan tak cukup dengan perhitungan kecepatan, Moore menyodorkan bukti tambahan. Kali ini berasal dari kandungan osmium yang lebih rendah pada lapisan K-Pg. Kecilnya unsur dengan nomor atom 76 ini menunjukkan kecilnya ukuran obyek penabrak.

Gagasan komet penghancur hanya berselang satu bulan setelah peneliti lain mengusulkan asteroid ganda sebagai penyebab musnahnya dinosaurus. Simulasi komputer yang dilakukan peneliti dari Department of Earth Sciences and Engineering, Imperial College London, Katarina Miljkovic, menunjukkan, dua asteroid 7 dan 10 kilometer bisa meninggalkan cekungan sebesar 180 kilometer jika menabrak bumi.

Penelitian menunjukkan, 15 persen dari populasi asteroid merupakan asteroid berpasangan, meski berjumlah cukup besar--hanya 2-4 persen kawah di Mars dan Bumi yang berbentuk dua cekungan. Selisih sebesar 10 persen ini, menurut Miljkovic, disebabkan kawah hasil tabrakan menyatu membentuk kawah tunggal. Cekungan Chicxulub di lepas pantai Meksiko termasuk kelompok kawah jenis ini. Ketika menabrak bumi, asteroid ganda yang terpisah 80 kilometer ini jatuh membentuk sebuah kawah tunggal yang memusnahkan dinosaurus. Simak berita iptek lainnya di sini.

PHYSORG | ANTON WILLIAM

Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas


Baca juga:

Selangkah Lagi Menuju Baterai Nuklir

BlackBerry Jajaki Penyatuan Ponsel Tablet Laptop

Menjelajah Web dalam 3 Dimensi

Windows Blue Segera Muncul

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya