Hiu Hidup Lebih Menguntungkan Dibanding Jadi Menu

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Senin, 3 Juni 2013 15:25 WIB

Seorang pekerja mengukur panjang sirip sebelum dipotong di kios penjual hiu di pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Minggu (5/5). Hiu hasil tangkapan ini akan dipotong siripnya untuk diperjualbelikan dengan harga 1 hingga 3 juta rupiah per paket sirip tergantung ukuran sirip. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Vancouver - Sebuah penelitian mengemukakan bahwa hiu yang berenang bebas di lautan justru lebih bernilai (secara materi) dibandingkan dengan hiu yang berada dalam menu restoran. Penelitian yang dilakukan oleh Andrés Cisneros-Montemayor, Ph.D.dari Universitas British Columbia (UBC) di Kanada ini merupakan bantuk keprihatinan terhadap maraknya perburuan hiu yang akan diolah menjadi makanan.

“Penelitian ini membandingkan data mengenai banyaknya uang yang dihasilkan setiap tahun dari 70 situs di 45 negara di dunia,” tulis Live Science, Jumat, 31 Mei 2013. Dari hasil pembandingan itu, ternyata lebih banyak uang dihasilkan dari hiu dalam ekowisata (wisata menonton hiu) dibandingkan dengan perdagangan sirip hiu (untuk dimakan)

Saat ini, hiu ekowisata membawa memberikan keuntungan sebesar US$ 314 juta (sekitar Rp 3 triliun) per tahun di seluruh dunia, dan sektor ini diperkirakan akan terus tumbuh. Lonjakan pariwisata hiu sangat jelas terjadi di Karibia dan Australia, kata para peneliti.

"Angka itu diproyeksikan 2 kali lipat dalam 20 tahun ke depan," kata Cisneros-Montemayor pada Live Science. Memang, kini nilai perdagangan hiu mencapai US$ 630 juta (Rp 6 miliar) per tahun. Namun, jumlah ini telah menurun selama 10 sampai 15 tahun, dan akan terus menurun, kata para peneliti.

Sekitar 38 juta hiu dibunuh setiap tahun untuk memenuhi tuntutan industri sirip hiu yang kontroversial. Sirip hiu dibuat sup dan merupakan hidangan yang dianggap lezat di beberapa negara di Asia. Hiu sering dilemparkan kembali ke laut setelah mati karena sirip mereka dipotong.(Baca: Sirip Hiu Beracun)

Namun, ada alasan lain yang lebih penting untuk mempromosikan konservasi hiu selain karena masalah ekonomi, kata Cisneros-Montemayor. Hiu memainkan peran penting dalam ekosistem lautan. "Jika Anda menghapus predator puncak, seperti hiu, Anda mengubah struktur ekosistem itu sendiri," jelasnya. "Ini secara signifikan mengubah ekosistem, dan menempatkan manusia, sebagai bagian dari ekosistem besar dalam bahaya.”

"Hiu mengalami pertumbuhan yang lambat dan menghasilkan sedikit keturunan,” ujar Rashid Sumaila, direktur Pusat Perikanan UBC. "Perlindungan terhadap kehidupan hiu ini, khususnya melalui kawasan perlindungan khusus, bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih luas sembari membantu pulihnya jumlah spesies mereka.”

LIVE SCIENCE | ANINGTIAS JATMIKA

Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei
| Tarif Baru KRL| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK

Berita lainnya:

Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
John Kei Hanya Boleh Layat Anak atau Orang Tua

9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya