TEMPO.CO , Jakarta:Kesunyian hutan Taman Nasional Way Kambas mendadak riuh dengan keceriaan. Belasan pejabat, aktivis lingkungan dan puluhan pengunjung menghadiri pesta ulang tahun pertama salah seekor badak penghuni Suaka Rhino Sumatera. Andatu, anak badak hasil perkawinan alami Andalas dan Ratu, hari ini, Ahad 23 Juni 2013, Andatu, memang tepat berusia satu tahun.
Satu tumpeng berisi aneka buah-buahan tropis seperti pisang, salak, jeruk, peer hingga anggur dengan buah nanas di puncak tumpeng menjadi kado sajian spesial untuk Andatu dan Ratu, induknya di sebuah kandang milik Yayasan Badak Indonesia. Sebelumnya, do'a panjang umur dilantunkan untuk Andatu dan ibunya. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan didaulat menyuapi anak badak yang hari ini tampak ceria dan kerap berlari-lari di dalam kandang.
Kado spesialnya, Andatu resmi dilepasliarkan dalam kandang yang lebih besar. Dia yang selama ini dikurung dan dipantau di kandang berukuran 1000 meter persegi akan berjumpa dengan Andalas, ayahnya yang kini mulai memadu kasih dengan Rosa dan Bina, dua badak penghuni Way Kambas lainnya. "Semoga Andatu bisa segera beradaptasi dan bisa mencari makan secara mandiri di hutan," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan usai membuka pintu kandang.
Begitu keluar dari kandang, Andatu dan Ratu berlari masuk ke dalam hutan seluas 100 hektar yang dipagari kawat besi. Setahun diasuh Andatu dan dua orang pawang, berat badanya bertambah pesat. Kini anak badak berjenis kelamin jantan itu berbobot 352 kilogram dan nyaris sama dengan indukya yang berbobot 500-an kilogram. "Saat lahir berat badannya hanya berkisar 25 hingga 26 kilogram saja.," kata Dedi Chandra, dokter yang bertugas mengawasi dan merawat lima ekor badak penghuni SRS Way Kambas.
Dedi mengatakan selama satu tahun, Andatu tidak pernah terjangkit penyakit. Kesehatannya terjaga dengan baik termasuk adaptasi dengan hutan Way Kambas. Saat ini, kata dia, Andatu masih menyusu ke induknya meski sudah tidak sesering saat berusia satu hingga enam bulan lalu.
"Selama diasuh di dalam kandang, tidak ada penyakit yang menyerangnya. Kesehatan dua ekor badak itu memang dipantau secara rutin. Berat badannya selalu ditimbang," kata Dedi Chandra, ketua Tim Dokter yang memantau kesehatan badak di penangkaran itu.
Tidak hanya berat badan, darah, urine dan kotoran Andatu juga dicek. Itu, kata dia, untuk mengetahui penyakit secara dini seperti hepatitis, diare, cacing dan influensa yang menjadi ancaman binatang purba itu. "Lingkungan kandang harus steril. Selain pawang dan dokter tidak boleh ada orang luar berinteraksi langsung dengan hewan itu," katanya.
Andatu dilahirkan dari perkawinan alami antara Andalas, seekor badak Sumatera yang didatangkan langsung dari kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat dan Ratu, seekor badak liar hasil tangkapan petugas. Perkawinan kedua badak itu memalui proses sangat panjang dan dua kali Ratu mengalami keguguran. "Dalam satu tahun ada empat bulan musim kawin badak dan hanya empat hari saja ovarium dan sperma badak bisa bertemu untuk menghasilkan janin," ujar dokter muda yang sudah belasan tahun menekuni habitat badak di Way Kambas.
Menurut Zulkifli, populasi badak Sumatera saat ini tidak lebih dari 200 ekor di seluruh dunia. Perkawinan alami badak terjadi pada 114 tahun lalu. "Ini benar-benar perkawinan alami karena dilakukan tanpa rekayasa dan berada di alam liar tempat habitat mereka. Ini momen langka," katanya.
Zulkifli sendiri menjadi bapak asuh bagi Andatu selama menjalani perawatan di dalam kandang milik Suaka Rhino Sumatera. Dia aktif memantau perkembangan Andatu hingga pelepasliaran hari ini. "Model seperti di SRS ini sedang kami coba duplikasi di Ujung Kulon, Banten. Infranstruktur sudah mulai dibangun meski ada protes dari berbagai pihak. Itu wajar seperti halnya keberadaan SRS di masa lalu," katanya.
NUROCHMAN ARRAZIE
Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM | Ribut Kabut Asap
Berita Terpopuler
Persib vs Persija Batal, Bobotoh Blokir Pintu Tol
Basuki: Jakarta Bukan Hanya untuk Orang Kaya
Macet 'Gila' di Perayaan Ulang Tahun Jakarta