Google Maps Ungkap Migrasi Hiu Paus  

Reporter

Selasa, 30 Juli 2013 09:49 WIB

Seorang penyelam berenang di dekat seekor hiu paus saat diberi makan dari kapal pengumpan di pantai Tan-awan, Oslob, Filipina, Jumat (1/3). Tan-awan, di pulau Cebu, Filipina, sebelumnya hanyalah sebuah desa yang sepi dan jarang dikunjungi turis kecuali mereka tersesat atau singgah sementara. REUTERS/David Loh

TEMPO.CO, Quennsland – Sekelompok ilmuwan dari Australian Institute of Marine Science berhasil melacak perjalanan hiu paus dengan menggunakan bantuan Google Maps. Sejauh ini, perjalanan hiu paus menjadi begitu misteri. Tidak ada yang dapat melacaknya. Hal itu merupakan salah satu bentuk pertahanan diri mereka untuk menghindari kepunahan.

“Peneliti telah memasang sejumlah satelit di tubuh hiu paus untuk melacak rute migrasi mereka, yang dimulai dari barat laut Australia menuju Asia,” tulis Daily Mail, Senin, 29 Juli 2013. Satelit ini akan membantu peneliti untuk memantau perjalanan hewan berbobot 30 ton ini sejauh ratusan kilometer dalam waktu beberapa minggu.

Sebelumnya, hiu paus dipasangi alat pelacak yang akan terhubung dengan satelit. Pelacak yang terhubung dengan aplikasi Google Map ini akan memberikan pencitraan gambar rute perjalanan hiu paus, bahkan ketika hewan ini berada di kedalaman hingga 1.000 meter.

“Pelacak kami tombakkan ke dalam kulit hiu paus yang tebal, hingga tertancap dalam ketebalan sekitar 10 sentimeter,” ujar Peter Verhoog, seorang fotografer bawah laut dari Belanda. Ia diminta untuk membantu Dr Mark Meekan dari Australian Institute of Marine Science untuk melakukan proyek ini.

Setelah pelacak tertanam di kulit hiu paus, peneliti tinggal mengikuti perjalanannya dengan bantuan satelit dan Google Maps.

“Google Maps menunjukkan bahwa hewan-hewan ini melakukan migrasi multi-tahunan dengan jarak yang sangat jauh,” tutur Verhoog lagi. “Perjalanan ini mencakup lebih dari 480 kilometer selama beberapa minggu.”

Hiu paus mungkin terlihat sebagai hewan predator karena bobotnya yang begitu besar, tapi mereka adalah raksasa yang lembut. Mereka lebih memilih untuk memakan plankton atau makhluk laut kecil lainnya daripada harus berburu seperti predator pada umumnya.

Lewat penelitian ini, para penelti ingin menunjukkan keindahan makhluk besar ini. Mereka berharap, manusia bisa lebih menghargai hiu paus sebelum mereka terancam hilang selamanya. Hiu paus marak diburu, terutama di kawasan Asia Tenggara. Memang, bukan daging yang diincar, melainkan siripnya yang terkenal sebagai hidangan lezat.

DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA




Topik terhangat:
Anggita Sari
| Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Baca juga:

Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya