Disleksia Bisa Dideteksi Lebih Dini

Reporter

Kamis, 15 Agustus 2013 11:15 WIB

www.i-dyslexia.org

TEMPO.CO, Cambridge – Disleksia dapat didiagnosis dengan menggunakan scan otak bahkan sebelum anak bisa membaca. Saat ini, disleksia biasanya didiagnosis ketika anak-anak berusia sekitar enam atau tujuh-tahun. Saat itu, mereka sudah memasuki usia sekolah.

“Kami sangat tertarik untuk melihat otak anak-anak sebelum mereka bisa membaca dan melihat jenis-jenis perbedaannya (antara otak normal dan otak anak diseleksia),” kata Profesor John Gabrieli, salah satu peneliti, kepada Daily Mail, Rabu, 14 Agustus 2013.

Profesor John Gabrieli dan para peneliti lainnya dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Inggris bekerja sama dengan Rumah Sakit Anak Boston. Mereka menemukan ada korelasi antara kemampuan membaca yang buruk dan ukuran area otak yang mengatur pengolahan bahasa.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada orang dewasa yang kesulitan membaca ditemukan, bagian otak yang dikenal sebagai fasciculus arkuata ternyata berukuran lebih kecil dan kurang terorganisir dibandingkan dengan orang dewasa yang bisa membaca dengan baik. Namun, tidak diketahui secara pasti, apakah perbedaan ini penyebab kesulitan membaca atau ini terjadi karena kurangnya pengalaman membaca. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan scan bagian otak tersebut pada anak usia pra-membaca.

Dalam penelitian ini, sebanyak 40 anak usia 4 dan 5 tahun melakukan scan otak. Sebelumnya, mereka dites keterampilan pra-membaca. Scan otak ini akan memperlihatkan ukuran dan organisasi materi putih di otak yang berfungsi untuk membawa informasi di daerah otak.

Para peneliti berfokus pada tiga saluran materi putih yang berkaitan dengan keterampilan membaca. Semuanya terletak di sisi kiri otak. Ketiga bagian otak itu yakni fasciculus arkuata, fasciculus inferior (ILF) dan fasciculus superior (SLF).

Ketika membandingkan scan otak dan hasil dari beberapa jenis tes pra-membaca, para peneliti menemukan korelasi antara ukuran dan organisasi fasciculus arkuata dan kinerja pada tes.

Hasilnya, fasciculus arkuata yang lebih besar dan terorganisis dapat membantu komunikasi antara dua wilayah di otak. Hal inilah yang menunjukkan bagaimana seseorang jauh dari kemungkinan diseleksia.

Dengan mengetahui kemungkinan risiko diseleksia sejak dini, peneliti berharap disleksia bisa ditangani lebih awal sehingga akan benar-benar bisa sembuh saat anak memasuki usia bisa membaca.

DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya