TEMPO.CO, London - Ada satu hal yang belum berhasil dipecahkan fisikawan Stephen Hawking, yang populer dengan teori Black Hole-nya, yaitu perempuan. Dalam otobiografinya, A Brief History of Time, ia menuliskan akhir pernikahan yang menyakitkan dengan istri pertamanya dan kegetiran hidup dengan istri keduanya, seraya tetap menyisakan tanya "mengapa" baginya.
Dalam memoar pribadi yang akan diterbitkan pada Kamis, ilmuwan hidup yang paling terkenal di dunia saat ini tersebut membuka hatinya untuk bertutur tentang trauma pribadinya saat menjalin hubungan dengan Jane Wilde, kekasihnya saat masih menjadi mahasiswa di Oxford, dan dengan perawatnya, Elaine Mason, yang diakuinya "penuh gairah dan bergelora".
Selama lebih dari setengah abad, Profesor Hawking, kini 71 tahun, berhasil menjawab beberapa pertanyaan terbesar dalam ilmu pengetahuan, sementara dirinya terus berjuang dengan penyakit yang melumpuhkannya. Dia menderita penyakit motor neurone sejak usia 21 tahun. Saat itu, ia diramal tak bakal hidup lama.
Dia mengakui, kedua wanita yang ia sebut dalam otobiografi menyelamatkan hidupnya pada beberapa kesempatan. Jane mengangkatnya keluar dari depresi berat ketika ia pertama kali didiagnosis dengan kondisi neurologis yang melemahkannya. Jane memberikan harapan kehidupan masa depan dan keluarga. "Sementara Elaine datang untuk menyelamatkan dengan keterampilan keperawatan yang dimilikinya," tulisnya.
Dalam otobiografinya, ia juga mengungkapkan bagaimana Jane menjadi lebih tertekan setelah kelahiran anak ketiga mereka pada 1979. Ia sulit mengatasi tuntutan keluarga muda dengan suami selalu duduk di atas kursi roda.
"Dia khawatir aku akan segera mati. Dia ingin seseorang yang akan memberi dirinya dan anak-anak dukungan," tulis Profesor Hawking. "Dia menemukan Jonathan Jones, musikus, dan memberinya sebuah kamar di apartemen kami. Aku sebetulnya keberatan, tapi aku pikir aku akan segara mati. Maka, aku merasa aku membutuhkan seseorang untuk mendukung anak-anak ketika aku pergi."
Namun, Jane menolak permintaan dokter Swiss untuk mencopot pendukung kehidupan sang profesor pada kunjungan mereka ke Jenewa pada 1985 ketika suaminya mengalami pneumonia dan stres karena memburuknya hubungan mereka. Profesor Hawking mengaku ia semakin tidak senang dengan hubungan dekat istrinya dengan Jonathan. "Pada akhirnya aku bisa tegar dan memutuskan, hingga pada 1990 aku pindah ke sebuah flat dengan salah satu perawatku, Elaine Mason," tulisnya.
Pada 1995, Profesor Hawking menikahi Elaine. Tapi dalam beberapa tahun pernikahan keduanya itu, dia juga berada di bawah tekanan dan mereka bercerai pada 2007. "Pernikahanku dengan Elaine sungguh penuh gairah dan menggelora. Hubungan kami naik-turun, tapi Elaine menjadi perawat yang menyelamatkan hidupku," tulis Profesor Hawking.
Dalam bukunya, Profesor Hawking juga menceritakan masa kecilnya dan hari-hari mahasiswa di Oxford. Ia membuat terobosan ilmiah pertama dalam studi lubang hitam dan teori kuantum. Kecintaan Profesor Hawking pada kereta api mainan berkembang menjadi dorongan untuk memahami bagaimana sesuatu bekerja, bahkan berwujud, seperti teori lubang hitam dan pembentukan alam semesta.
INDEPENDENT | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya