Semut Bisa Tentukan Skala Prioritas

Reporter

Editor

Suseno TNR

Sabtu, 9 November 2013 04:28 WIB

semut Argentine

TEMPO.CO , Arizona - Saat dihadapkan pada beberapa pilihan, manusia biasanya menentukan skala prioritas sebelum mengambil keputusan. Penentukan skala prioritas ini, ternyata juga dilakukan oleh semut. Para peneliti di Arizona State University menemukan semut bisa melakukan strategi membuat keputusan berdasarkan pengalaman mereka.

Peneliti Taka Sasaki dan Stephen Pratt mempelajari perilaku semut selama beberapa tahun. Sasaki menerapkan teori dan eksperimen psikologi, yang sebenarnya didesain untuk manusia, pada semut. Target mereka adalah mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan oleh semut. "Manusia bisa membuat keputusan. Semut ternyata juga bisa, tapi mereka melakukannya secara kolektif," kata Sasaki. Hasil penellitian mereka dipublikasikan dalam jurnal Biology Letters, Kamis 7 November 2013.

Dalam studinya, Sasaki dan Pratt meletakkan koloni semut temnothorax rugatulus pada dua sarang dengan kondisi berbeda. Pada sarang pertama, pintu masuknya punya beberapa ukuran sementara yang lain pencahayaannya dimanipulasi. Para semut itu memilih pintu masuk berukuran kecil dan pencahayaan redup.

Dalam kondisi itulah para semut menentukan prioritasnya. Ini dilakukan karena mereka punya pilihan dalam sarang dengan bagian yang gelap dan terang serta pintu masuk yang besar dan kecil. "Mirip ketika manusia akan membeli rumah, ada banyak pilihan untuk dipertimbangkan mulai dari ukuran, jumlah kamar, lingkungan, harga dan sebagainya," kata Pratt.

Karena mustahil menemukan habitat yang sempurna, semut membuat pertimbangan berdasarkan kualitas tertentu dalam sarang. Namun saat hanya diberi dua pilihan sarang, semut menunjukkan kecerdasannya dalam memilih dengan membuat prioritas. Semut yang memilih sarang dengan cahaya terang tidak mempedulikan ukuran pintunya. Sementara semut yang memilih pintu masuk kecil cenderung menyukai tempat remang-remang.

"Ada ratusan semut di sana, dan entah bagaimana mereka bisa mencapai konsensus. Bagaimana mereka melakukannya tanpa ada pemimpin yang memberi perintah," kata Pratt. Dalam hal ini Pratt menganalogikan individu semut seperti neuron dalam otak manusia. Neuron berperan penting dalam pengambilan keputusan tapi tak ada yang tahu bagaimana setiap neuron mempengaruhi keputusan.

Sasaki dan Pratt berharap bisa mengungkap peran semut secara individu dalam mempengaruhi koloni. "Penelitian ini membantu kami paham bagaimana keputusan kolektif bekerja dan sangat berbeda dengan pengambilan keputusan individual. Manusia bisa membuat keputusan kolektif, semut pun bisa," kata Pratt.

SCIENCEDAILY | GABRIEL TITIYOGA

Baca juga:
Belajar Payudara di Dada Asli; Juga yang Lainnya

Hebohkan Dunia Nyata, Sweetie Ternyata Tak Sendiri

Baterai Samsung Galaxy S4 Diklaim Paling Awet

Es Krim Berpendar Saat Dijilat

Facebook Akan Tambahkan Fitur Penilaian Laman

Microsoft Berencana Ubah Nama Stadion Real Madrid

Acer Aspire E1-470G, Notebook untuk Sehari-hari

HP Luncurkan Printer Arsitektur Berbasis Cloud



Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya