Ilmuwan Temukan HIV Jenis Baru yang Sangat Agresif

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 3 Desember 2013 22:10 WIB

Sebuah pita merah yang merupana simbol dari AIDS dikenakan pada lengan seorang pria untuk menunjukkan dukungan pada penderita HIV AIDS dan memperingati Hari AIDS sedunia di Kathmandu, Nepal, (1/12). REUTERS/Navesh Chitrakar

TEMPO.CO, Stockholm - Ilmuwan Swedia berhasil mengidentifikasi strain baru Human immunodeficiency virus (HIV) yang jauh lebih agresif dari kebanyakan varian virus yang sebelumnya diidentifikasi. Strain yang dikenal sebagai A3/02 adalah rekombinan, yang berarti persilangan antara dua jenis HIV yang diidentifikasi sebelumnya.

Menulis dalam Journal of Infectious Diseases, peneliti Lund University mengatakan bahwa strain ini berubah dari HIV menjadi AIDS dalam waktu sekitar lima tahun, hampir dua sampai dua setengah tahun lebih cepat dari strain kebanyakan yang sebelumnya dikenal.

Sejauh ini infeksi strain baru itu tampaknya terbatas hanya di Afrika Barat. Namun para ahli khawatir bahwa rekombinan menjadi lebih umum dan bisa mulai menyebar secara global, terutama untuk wilayah-wilayah dengan mobilitas warganya yang tinggi seperti Eropa dan Amerika Serikat. Para peneliti mengatakan rekombinan berkembang lebih cepat dari yang sudah ada. Hanya kabar gembiranya, kata mereka, strain terbaru ini masih 'tunduk' pada pengobatan yang selama ini digunakan.

Perubahan diagnosis dari HIV menjadi AIDS adalah pada saat jumlah sel darah putih seseorang di bawah 200. Phalguni Gupta, seorang profesor program pascasarjana kedokteran di University of Pittsburgh mengatakan bahwa sebagian besar dokter juga mempertimbangkan diagnosis AIDS ketika seseorang dengan HIV mengembangkan infeksi serius seperti pneumonia, kanker, atau sindrom yang ditandai dengan penurunan berat badan, diare, dan demam tinggi. Di daerah-daerah yang lebih miskin seperti Afrika Barat, tuberkolusis adalah penyebab utama kematian di antara orang-orang dengan HIV.

Namun Gupta mengatakan sangat menyesatkan untuk mengatakan bahwa strain baru ini adalah bentuk paling agresif dari HIV/AIDS. "Ada beberapa jenis HIV di sini di Amerika Serikat yang perlu waktu sedikitnya dua tahun untuk berkembang menjadi AIDS," katanya.

Gupta menggarisbawahi perlunya strain HIV Afrika Barat ini dipantau untuk melihat apakah bisa menular lebih mudah daripada jenis lain dari HIV. "Ini adalah pertanyaan para peneliti belum dieksplorasi," katanya.

Diperkirakan 34 juta orang di seluruh dunia telah didiagnosis dengan HIV, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Sejak epidemi mulai lebih dari 30 tahun yang lalu, infeksi ini telah merengut lebih dari 33 juta jiwa.

REUTERS | TRIP B

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya