Seorang jemaah haji dari Arab Saudi melewati alat pendeteksi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) dipasang di jalur kedatangan Internasional Terminal 2D, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (7/5). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, London - Seorang pria di Arab Saudi yang meninggal akibat Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) ternyata terjangkit virus penyebab penyakit itu dari unta yang dipeliharanya. Unta itu dulu diperkirakan juga tengah sakit. Peneliti menduga virus menyebar melalui cairan yang keluar dari hidung unta.
Laporan studi dari tim yang dipimpin ilmuwan Saudi, Tariq Madani, itu memperkuat dugaan bahwa unta menjadi tersangka utama dalam penyebaran virus mematikan ke manusia. MERS atau MERS-CoV sejauh ini telah menginfeksi 691 orang dan menewaskan 284 orang di Arab Saudi sejak merebak pertama kali pada 2012.
Pasien Saudi berusia 44 tahun itu meninggal akibat MERS pada November 2013. Analisis Madani dan koleganya menunjukkan ada peristiwa zoonotik, proses ketika virus yang bersirkulasi di hewan meloncat masuk ke populasi manusia. "Si pasien diketahui memberikan obat ke hidung salah satu unta yang sakit tujuh hari sebelum timbul gejala penyakit padanya," demikian laporan peneliti yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, 4 Juni 2014.
Hasil analisis genetika terhadap sampel yang diambil dari korban dan unta menunjukkan virus berpindah langsung dari binatang ke manusia. Studi ini menguatkan dugaan bahwa unta yang banyak terdapat di Timur Tengah menjadi penyebar utama MERS. Sebuah studi yang dikeluarkan pada 2013 pernah mengindikasikan unta sebagai salah satu lokasi hinggap virus MERS.
Kasus penyakit dari virus yang masih satu keluarga dengan penyebab Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) dilaporkan juga terjadi di beberapa wilayah Timur Tengah, Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Infeksi MERS bisa menyebabkan batuk, demam dan pneumonia yang berujung pada kematian.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
11 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.