Mahasiwa UNY Buat Obat Obesitas dari Buah Naga

Reporter

Jumat, 13 Juni 2014 07:03 WIB

Buah Naga (Dragon Fruit) , dengan nama latin Hylocereus Undatus. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta -Buah naga sudah terkenal khasiatnya, mulai dari membantu penyembuhan asma, diabetes hingga pencegah kanker. Namun belum banyak yang mengetahui manfaat kulitnya.



Untuk mengetahui manfaat kulit buah naga, beberapa mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meneliti kulit yang selama ini hanya dibuang sebagai sampah. Dalam penelitian mereka, tim mahasiswa peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang riset penerima hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) itu menemukan bahwa kulit buah naga ternyata bisa diolah jadi yoghurt yang berguna menurunkan obesitas.

Tim yang terdiri dari lima mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA dan Pendidikan Matematika itu, menemukan kulit buah naga kaya serat dan vitamin C serta antosianin, salah satu agen antioksidan. "Ini bagus untuk memperbaiki pencernaan, bahan yoghurt yang rendah lemak dan membantu penurunan berat badan," kata Umi Hani, Koordinator tim itu kepada Tempo di kampusnya, Rabu 11 Juni 2014.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA angkatan 2011 ini menjelaskan pembuatan yoghurt kulit buah naga dimulai dari proses pembersihan permukaan kulit dari sisik berwarna hijau. Setelah dicuci bersih, kulit buah naga dipotong kecil-kecil dan dihaluskan dengan blender. "Kami campur 500 gram kulit buah naga dengan 500 ml air," kata dia. "Sarinya kami ambil." (Baca:Beragam Khasiat Buah Naga)

<!--more-->



Untuk membuat yoghurt, sari kulit buah naga itu dicampur dengan susu cair rendah lemak dan sedikit gula. Campuran itu kemudian direbus hingga suhu 90 derajat Celsius agar steril dan mengurangi kadar air. "Apinya harus kecil dan terus diaduk agar tak menggumpal," kata dia. "Campuran susu dan sari kulit buah naga itu ditambah lagi dengan susu bubuk dan didinginkan."



Setelah dingin, cairan dimasukkan ke dalam toples dan diberi satu sendok makan yoghurt plain starter atau bibit yoghurt. "Banyak dijual di pasar dan lebih murah ketimbang bakteri asam laktat."

Tahap akhir, bahan yoghurt tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah yang permukaanya ditutup rapat dengan steroform yang dibalut lakban. "Untuk inkubasi, hasil maksimal biasanya butuh waktu 24 jam," kata Umi.

Yoghurt yang telah mengalami inkubasi tersebut kemudian dimasukkan ke lemari es agar lebih awet dan segar. Rasanya, kata Umi asam seperti yoghurt umumnya yang bukan berbahan sari buah naga. (Baca:Tangkal Kolesterol dengan Kulit Buah Naga)

Pembuktian efektivitas yoghurt untuk penurunan obesitas dilakukan dengan mengujinya pada mencit atau tikus putih. Empat kelompok mencit, dengan berat badan rata-rata 45 gram, itu diperlakukan secara berbeda. Kelompok pertama hanya diberi makan tanpa minuman yoghurt. Kelompok kedua diberi makan dan minuman yoghurt 27 gram setiap hari.

<!--more-->

Minuman yoghurt untuk kelompok ketiga dilipatgandakan menjadi 54 gram per hari. Kelompok keempat juga menerima minuman yoghurt lebih banyak yakni 81 gram per hari. "Mencit yang meminum yoghurt berat badannya stagnan atau menurun selama 1,5 bulan, yang tidak meminumnya terus naik," kata Umi.

Efek penerunan berat badan terbaik dialami oleh mencit yang menerima asupan yoghurt 54 gram per hari. Umi mengatakan mencit yang meminum yoghurt sebanyak 27 gram atau 81 gram per hari hanya mengalami stagnasi berat badan. "Mencit yang meminum yoghurt 54 gram per hari, berat badannya rutin turun sebanyak 0,1 gram setiap pekan," kata dia.

Meta Luwitasari, rekan satu tim dari Umi, mengatakan yoghurt berbahan kulit buah naga ini belum dipatenkan. Kata dia, timnya masih sibuk menyusun laporan akhir riset untuk dikirim ke panitia penyelenggaraan PKM di Dikti. "Mungkin nanti bisa untuk wirausaha," kata mahasiswa jurusan Pendidikan IPA angkatan 2011 tersebut.

Selain Umi dan Meta, tim mahasiswa ini terdiri dari Elfrida Noviana Dewi, mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2012. Dua anggota lainnya, yakni Inawati Mulyani dan Najih Sudrajad merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2011.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM



Terpopuler:
Ini Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Beasiswa ke Inggris

Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP

Ada Gunung Bertuah, Bandara Kulon Progo Ditolak

Dua Panitia Pemilu Kepergok Nonton Film Porno



Advertising
Advertising



Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya