Uji Coba Operasi Sel Punca Sembuhkan Pasien Buta  

Reporter

Rabu, 15 Oktober 2014 12:50 WIB

Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com

TEMPO.CO, Massachusetts - Pengobatan stem cell atau sel punca dinilai bisa menyembuhkan sejumlah penyakit, termasuk penyakit jantung dan Alzheimer. Kali ini, dokter Robert Lanza, kepala dari Advanced Cell Technology di Massachusetts, Amerika Serikat, berhasil menemukan kegunaan sel punca untuk kebutaan pada manusia.

Percobaan pengobatan sel punca dilakukan pada 18 pasien yang menderita dua jenis kebutaan, macular degeneration (kebutaan yang muncul pada manusia usia 60 tahun ke atas) dan Stargardt macular dystrophy (kebutaan yang muncul sejak lahir). Semua pasien akan diberikan transplantasi sel epitel retina (RPE) dari sel-sel punca dari hasil prosedur In Vitro Fertilization atau IVF (proses penyatuan sperma dan sel telur dalam tabung). (Baca: Bermanfaat, Terapi Stem Cell Masih Diperdebatkan)

Lanza dan timnya merancang proses pengobatan sel punca yang dapat berubah menjadi RPE. Pada pasien macular degeneration, sel RPE bertanggung jawab pada hilangnya penglihatan yang berfungsi untuk merasakan cahaya di retina yang sehat. Sementara itu, sel RPE pada Stargardt macular dystrophy menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap.

Gabungan sel punca dengan RPE dimasukkan langsung ke dalam ruang depan retina mata yang paling rusak pada masing-masing pasien. Sel-sel RPE baru memang tidak bisa membentuk sel baru, tapi dapat membantu meningkatkan sel-sel RPE yang telah mati untuk memproses cahaya dan membantu pasien untuk melihat.

"Tujuan utama kali awalnya adalah mencegah kebutaan agar tak bertambah parah dan mencoba keamanan terapi, bukan untuk mengembalikan penglihatan. Namun, hasil yang ditemukan dari uji coba ini justru lebih baik, yaitu meningatkan penglihatan pada pasien buta," kata Lanza, seperti dilaporkan Time, Selasa, 14 Oktober 2014. (Baca: Manfaat Stem Cell untuk Sembuhkan Penyakit)

Ruang retina menjadi sasaran operasi ini karena di sanalah satu-satunya tempat di mana sel-sel kekebalan tubuh tidak bisa masuk. Meski begitu, untuk pencegahan, pasien tetap diberikan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh selama satu pekan untuk 12 pekan proses operasi.

"Setelah operasi, kami memantau semua aktivitas pasien selama tiga tahun penuh. Setengah dari mereka mampu membaca tiga baris pada grafik mata. Ada juga yang sudah bisa membaca jam dan menggunakan komputer," kata Lanza.

RINDU P. HESTYA | TIME

Berita Lain:
Eks CEO: Pesaing Terbesar Google Adalah Amazon
Zuckerberg Unggah Foto Blusukan Bareng Jokowi
Indonesia Berpeluang Perkuat Jaringan 4G

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya