Komunitas Peneliti Muda Bergerak Membangun Desa

Reporter

Rabu, 5 November 2014 06:00 WIB

Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Bandung - Sedikitnya 200 peneliti muda dari berbagai disiplin ilmu dan daerah bergabung dalam Forum Peneliti Muda Indonesia (ForMIND) yang dibentuk di Bandung. Salah satu program karyanya berupa bina desa dengan penerapan hasil riset dan teknologi. "Sementara ini sasarannya sebuah desa di tiap provinsi," kata Ketua ForMIND Acep Furqon kepada Tempo, Selasa, 4 November 2014.

Forum tersebut dibentuk karena sejumlah masalah, seperti kekayaan sumber daya alam yang belum banyak dimanfaatkan hasilnya oleh warga, riset peneliti asing yang dilakukan diam-diam, serta kurangnya integrasi sesama peneliti, juga dengan pihak pemerintah dan perusahaan. "Kita ingin multidisiplin ilmu dan teknologi bisa menghasilkan inovasi baru untuk masyarakat," ujar dosen Institut Teknologi Bandung itu.

Di Jawa Barat, misalnya, ForMIND sedang memetakan lahan secara digital, potensi alam dan tanaman, serta pengembangan potensi wisatanya. Lokasi desa percontohan tersebut sejauh ini masih dirahasiakan. "Takutnya diserbu pengelola hotel sehingga alamnya rusak," kata Acep.

Tim peneliti ingin mewujudkan desa itu sebagai geowisata sesuai acuan UNESCO, yang terkait antara lain dengan potensi kondisi geologi, budaya, dan ekonomi warganya. Forum yang dideklarasikan di Bandung, 28 Oktober 2014, itu beranggotakan peneliti berusia kurang dari 45 tahun, dari latar ilmu seperti geologi, ekonomi, desain, seni rupa, serta psikologi. (Baca: Orang Kanada ini Ditolak Jadi Calon Rektor ITB)

Seorang peneliti dari Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada, Wiratni, tertarik menjadi anggota karena forum itu mewadahi lintas disiplin ilmu. "Selama ini per disiplin (ilmu) itu sangat rigid. Forum melabrak batas-batas itu dan membahas masalah dari berbagai ilmu," ujarnya saat dihubungi Tempo. Ia kini punya program yang butuh bantuan dari peneliti lain.

Setahun ini, kata Wiratni, dia dan mahasiswanya yang menjalani kuliah kerja nyata kesulitan menerapkan hasil teknologi bernama nanochitosan. Produk pelapis alami untuk buah dan sayur agar tahan lama tersebut masih kurang disambut baik oleh petani di suatu desa di Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengklaim pelapis dari bahan limbah udang dan kepiting itu di laboratorium sanggup menahan buah tomat tetap segar selama dua minggu lebih lama daripada yang tidak dilumuri pelapis setelah dipetik. "Bagaimana pendekatannya ke masyarakat, kami butuh peneliti sosial dan psikolog," kata Wiratni.


ANWAR SISWADI

Berita Terpopuler:
Vin Diesel: Paul Walker Adalah Malaikat
Rihanna Berutang Budi pada Chris Brown
Dijauhi Sahabat, Selena Gomez Punya Teman Baru
















Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

30 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya