Poster misi Rosetta yang merupakan gabungan dari berbagai gambar untuk menggambarkan pendaratan pesawat Philae ke komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Citra komet itu diambil dengan kamera navigasi di Rosetta. AP/ESA
TEMPO.CO, Jakarta - Robot Philae yang mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pekan lalu kini dalam kondisi hibernasi. Lokasi pendaratan Philae tertutup bayangan tebing sehingga robot itu kekurangan cahaya matahari untuk mengisi ulang baterainya. Namun para operator di Pusat Kendali Darmstadt, Jerman, yakin Philae masih bisa diaktifkan ulang dan melanjutkan misinya saat komet bergerak mendekati matahari.
Profesor Monica Grady dari Open University, Inggris, mengatakan panel surya Philae tak mendapatkan cukup cahaya matahari untuk mengisi ulang tenaganya. “Philae ada di komet itu dan dia tertidur, baterainya belum terisi ulang. Namun nanti ada banyak cahaya ketika komet bergerak mendekati matahari, saat itu kami harap baterainya bisa terisi kembali," kata Grady seperti ditulis The Irish Times, Jumat, 21 November 2014.
Menurut Grady, Philae menyelesaikan hampir semua misinya di permukaan komet dalam waktu 64 jam setelah mendarat 12 November lalu. Robot itu mengambil gambar, mengebor lubang di permukaan komet, dan mengambil data sampel. Philae sempat mengirim seluruh data miliknya ke wahana induk Rosetta yang melayang mengitari komet. Setelah itu tenaga baterainya anjlok hingga nyaris nol dan Philae berhibernasi. (Baca juga: Mendarat di Komet, Baterai Robot Philae Bermasalah)
Grady adalah ilmuwan yang ikut mengembangkan misi Rosetta sejak dicanangkan 25 tahun lalu. Misi ini dikendalikan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Bersama timnya di Open University, Grady membuat dua instrumen yang dibawa Philae. Instrumennya berhasil "mengendus" sampel kimia permukaan komet pada dua situs yang sempat dipijak Philae. "Dia mengirim seluruh data yang dimilikinya, itu adalah sukses besar," kata Grady. (Baca juga: Robot Philae Temukan Molekul Organik di Komet 67P)
Grady membantah anggapan bahwa Philae gagal karena mendarat di lokasi yang salah dan baterainya tak bisa diisi ulang. Menurut Grady, instrumen Philae bekerja dan robot itu memberikan data yang diharapkan. "Kami tidak menaruh 1,4 miliar euro di misi ini hanya untuk melihatnya lenyap, kami merancang dan membangunnya dengan baik," kata dia. (Baca juga: Sulitnya Mendaratkan Robot Philae Di Komet)
Adapun Rosetta terus melanjutkan misinya mengambil data tentang komet dari ketinggian 30 kilometer. Sistem dan instrumen Rosetta berada dalam kondisi prima. Rosetta akan mendampingi komet itu mendekati matahari. "Setelah pendaratan komplet, Rosetta meneruskan observasi rutin dan kami memulai transisi ke fase mengawal komet," kata Direktur Penerbangan Andrea Accomazzo. Komet itu akan mencapai titik terdekatnya dengan matahari yang berjarak 186 juta kilometer pada 13 Agustus tahun depan. (Baca: Rosetta Kawal Komet 67P Mendekati Matahari)
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.