Salmonella Hasil Rekayasa Genetika Bisa Jadi Obat Kanker

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Rabu, 15 April 2015 07:39 WIB

Salmonella

TEMPO.CO, Arizona - Harapan penyembuhan baru datang bagi penderita kanker. Sebuah studi teranyar menunjukkan bahwa Salmonella hasil rekayasa genetika dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Studi ini dipublikasikan dalam edisi minggu ini mBio, jurnal ilmiah online yang dikelola American Society for Microbiology.

"Penelitian ini berjalan secara signifikan dalam mengembangkan beberapa strategi yang akan membantu secara keseluruhan tentang penggunaan Salmonella sebagai bagian dari terapi kanker," kata Roy Curtiss III, direktur Center for Microbial Genetic Engineering dan pimpinan Biodesign Institute di Arizona State University. Ia mengaku telah lama tertarik dalam menggunakan mikroba rekayasa genetika untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel dalam tumor padat.

Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengetahui bahwa strain bakteri tertentu, termasuk Salmonella enterica, dapat membunuh sel kanker. Khususnya Salmonella enterica Serovar Typhimurium, telah terbukti tidak hanya 'mengganggu' pertumbuhan tumor padat, tetapi juga menunjukkan efek antitumor intrinsik.

Namun, untuk menggunakan Salmonella sebagai senjata melawan kanker pada manusia, peneliti harus menemukan keseimbangan yang memungkinkan untuk membunuh kanker dan aman bagi pasien. Bakteri umumnya dikenal sebagai penyebab keracunan makanan yang parah, dapat menyebabkan sepsis dan kematian pada manusia.

Dalam studi baru, para peneliti berfokus pada memodifikasi struktur lipopolisakarida (LPS) dari strain Salmonella untuk membuat kuman yang kurang beracun. LPS, yang ditemukan di membran luar bakteri, merupakan salah satu pemicu utama sepsis, infeksi yang mengancam jiwa.

Para peneliti menggunakan rekayasa genetika untuk menghapus gen yang terlibat dalam sintesis dari LPS, dan kemudian menguji berbagai strain Salmonella yang dimodifikasi untuk melihat bagaimana kinerja mereka pada sel kanker manusia dan tikus yang sebelumnya bertumor. Mereka mengidentifikasi strain mutan tertentu sangat efektif dalam membunuh sel-sel kanker dan membuat tumor menyusut, dan juga tidak menyebabkan penyakit. Namun, strain mutan ini kurang mampu masuk dalam tumor, meskipun menjadi yang paling efektif dalam membunuh sel-sel tumor ketika sampai ke sana.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti kemudian menambahkan modifikasi genetik lain. Modifikasi memungkinkan Salmonella yang akan disuntikkan pada tikus tidak akan membahayakan sel-sel sehat, efektif pada tumor, dan setelah memasuki sel-sel kanker, akan berubah menjadi beracun.

Dalam sel normal, Salmonella tumbuh sangat lambat, membagi sekali atau dua kali dalam periode 24 jam. Namun dalam tumor, bakteri ini membagi diri setiap jam. Menurut Dr. Curtiss, terapi ini sangat cocok digunakan bersama dengan kemoterapi dan terapi radiasi, setelah sampai ke percobaan pada manusia.

AP | INDAH P.

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya