Bioremediasi Pulihkan Sawah 'Sakit' di Rancaekek  

Reporter

Selasa, 5 Mei 2015 17:50 WIB

Seorang petani menunjukkan saluran irigasi yang tercemar limbah industri tekstil dari Sungai Cikijing, Rancaekek, Bandung, 22 Februari 2015. Pembuangan limbah industri di Rancaekek dan Cimanggung, Sumedang, telah mencemari aliran Sungai termasuk sumur warga, sawah, dan saluran irigasi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah sawah di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, rusak parah. Limbah dari perusahaan tekstil membuat sawah sulit ditanami padi.

Namun hal ini tak membuat warga di wilayah tersebut patah semangat. Paguyuban Warga Peduli Lingkungan (Pawapeling) memperbaiki sawah yang rusak dengan menerapkan metode bioremediasi.

Menurut Adi Mulyadi, Ketua Pawapeling, pihaknya telah memulihkan sawah yang rusak. Hasilnya, padi yang ditanam di sejumlah sawah siap dipanen. Pada Selasa, 5 Mei 2015, Pawapeling melakukan panen perdana.

Contoh padi hasil panen tersebut akan diperiksa di laboratorium sebelum dikonsumsi warga. "Padi ini belum bisa kami makan. Nanti akan dicek dulu kandungan apa saja yang ada di dalam bulir padi tersebut. Hasilnya saya yakin baik," kata Adi.

Sawah yang tercemar sudah lama rusak parah. Pencemaran terjadi akibat limbah yang di buang beberapa pabrik tekstil di sekitarnya, tanpa diolah terlebih dahulu.

Untuk memulihkan sawah yang rusak, Adi mengaku pihaknya menggunakan pupuk organik yang berasal dari cairan hasil fermentasi serangga dan tanaman di sekitar permukiman warga. Salah satu serangga yang dipergunakan untuk pupuk organik tersebut adalah kecoa.

"Ini membuatnya mudah. Menggunakan bakteri beberapa serangga dan tumbuhan sekitar," ucapnya. Setelah difermentasi selama dua bulan, cairan pupuk organik siap digunakan.

"Untuk sekarang, pemakaian masih 20 liter. Jika tanah sudah stabil, kemungkinan hingga panen hanya membutuhkan 1 liter pupuk untuk 100 tombak," tutur Wahid, anggota Pawapeling yang bertugas membimbing petani bioremediasi. Satu tombak tanah seukuran 14 meter persegi.

Padi hasil bioremediasi tersebut sudah banyak diminati para petani sekitar untuk diproduksi lebih banyak di sawah milik mereka. "Karena ini masih percobaan, hanya 100 tombak lahan sawah milik warga yang dipakai. Selanjutnya akan di sosialisasikan ke penduduk agar menggunakan pupuk seperti kami. Hasilnya lebih baik daripada sebelumnya," kata Adi.

DWI RENJANI

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

45 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya