TEMPO.CO, Maryland - Cumi, sotong dan gurita adalah raja kamuflase. Mereka mampu mengubah warna kulit dan pola tubuh mereka dalam sekejap. "Dan mereka tak memerlukan mata untuk melakukan itu semua," kata Tom Cronin, pakar biologi dari University of Maryland, seperti dikutip dari Live Science edisi 22 Mei 2015.
Studi yang dipublikasikan pekan kemarin di Journal of Experimental Biology mengungkap bahwa kulit Cephalopoda (sotong) penuh akan sel cahaya yang biasanya ditemukan di mata. Sel cahaya ini membantu mereka dapat melihat melalui tubuhnya. Sel-sel cahaya tersebut, tulis peneliti dalam jurnal, mengirimkan sinyal yang dapat mengubah warna kulit tanpa melibatkan sistem saraf pusat.
Meski sebagian besar keluarga cumi dan sotong buta warna, tapi mereka memiliki sistem kamuflase visual yang canggih. Mereka juga memiliki sel cahaya eksternal. Sebagai contoh, bioluminescent yang terpancar dari ekor cumi di Hawaii, yang memili protein pemancar cahaya. Studi yang terbit dalam jurnal Biology Letters pada 2010 juga menemukan protein yang merespon cahaya bernama opsins dari kulit cumi-cumi.
Dalam studi terbaru, peneliti lulusan Cronin University, Alexandra Kingston menyelidiki jaringan molekul cumi longfin (Doryteuthis pealeii) dan dua spesies cumi lainnya, Sepia officinalis dan Sepia latimanus. Dia menemukan protein fotosintesis di jaringan molekul ketiga jenis cumi tersebut.
"Semua bukti itu menunjuk pada fakta, bahwa sistem fototransduksi hadir dalam sel kromatofor," ujar Kingston. Temuannya menjadi menarik karena sel kromatofor bertanggungjawab untuk mengubah warna cumi-cumi.
Kingston mengatakan, pada dasarnya hewan-hewan ini dapat berkontraksi dan melebarkan otot-otot kecil mereka untuk meluaskan atau menyusutkan sel pigmen kulit. "Mereka dapat langsung mengukur jenis cahaya yang terpantul pada permukaan sekitar hewan," kata dia.
Studi lain dari peneliti University of California, Santa Barbara. Tim mengumpulkan sampel kulit gurita dari California, Octopus bimaculiodes. Hasilnya, tim mendapatkan panjang gelombang cahaya dari kulit tersebut. Fungsi pigmen cahaya pada gurita independen dalam merespon dan mengubah warna tubuh mereka.
Meski begitu, para ilmuwan perlu memeriksa apa yang terjadi antara kulit Cephalopoda saat merasakan dan berubah warna. Fungsinya, untuk melihat lebih lanjut hubungan langsung antara penginderaan jauh dan produksi warna. Akhirnya, penelitian ini dapat mengilhami bagaimana kamuflase kelurga cumi dapat mengembangkan teknologi kamuflase pakaian dari bahan alam.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya