Ilmuwan Indonesia Ini Terpaksa Lepas 80 Hak Paten

Reporter

Rabu, 19 Agustus 2015 07:23 WIB

ANTARA/Anang Budiono

TEMPO.CO, Jakarta - Hak paten adalah pelindung penting karya dan temuan baru yang diperoleh para inventor. Namun, butuh biaya besar untuk mempertahankan paten-paten itu. Rudy Susilo, ahli biokimia dan farmakologi lulusan Free University, Berlin, Jerman, bahkan harus merelakan 80 paten miliknya lepas.

Rudy pernah memiliki lebih dari 90 paten atas riset dan temuan baru yang didaftarkan di Jerman. “Paten-paten itu ada yang untuk saya sebagai inventor dan yang kepemilikannya pada perusahaan tempat saya bekerja dulu,” kata Rudy dalam diskusi di kantor Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.

Rudy bahkan melepas paten pemrosesan rumput laut yang berlaku di Vietnam, Filipina, dan Thailand. “Terpaksa saya lepas karena dananya kurang,” kata ilmuwan yang sudah berkecimpung lebih dari 30 tahun di dunia riset Jerman.

Rudy yang meraih gelar doktor di Free University dengan predikat summa cum laude itu produktif menghasilkan paten. Dia bisa mendapatkan rata-rata dua paten per tahun. “Jadi kayak kacang goreng saja, setiap tahun ada paten yang saya daftarkan,” kata Rudy yang juga pernah menjabat Direktur Riset dan Pengembangan di Trommsdorff, sebuah perusahaan farmasi di Jerman.

Riset untuk menghasilkan satu paten, kata Rudy, bisa menghabiskan dana hingga tiga juta euro. Sementara untuk meneruskan agar hasil temuan baru itu menjadi produk yang bisa dipasarkan memerlukan biaya 10 juta euro. Banyak perusahaan yang menolak karena dinilai terlalu mahal untuk meneruskan risetnya. “Akhirnya terpaksa saya lepas patennya, termasuk paten yang tiga juta euro juga hangus.”

Menurut Rudy, hak paten yang sudah didaftarkan bisa berlaku hingga 20 tahun. Agar hak itu tidak hilang, ada sejumlah biaya yang harus dibayarkan oleh pemilik paten. Di Jerman, kata Rudy, ada aturan bahwa perusahaan pemilik hak paten harus mengembalikannya ke inventor jika mereka tidak mau meneruskannya. “Saya nggak kuat bayar karena dananya bisa besar sekali,” kata dia.

Kehilangan banyak paten tak membuat Rudy menyerah. Dia meneruskan riset hingga menghasilkan temuan baru cara mengekstrak buah merah dari Papua. Dia kini memegang empat paten pemrosesan buah merah. “Berlaku di seluruh Eropa, Cina, dan Indonesia,” kata dia.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya