Ini Cara Tingkatkan Kesuburan Wanita dengan Gangguan Hormon
Editor
Erwin prima
Jumat, 25 September 2015 15:18 WIB
TEMPO.CO, Hershey - Penurunan berat badan dan olahraga meningkatkan ovulasi pada wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome-PCOS), sebuah gangguan hormon umum yang sering menyebabkan infertilitas, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (JCEM).
PCOS adalah penyebab paling umum dari ketidaksuburan perempuan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh wanita memproduksi testosteron dan androgen lainnya - hormon seks yang terkait dengan ciri-ciri laki-laki - sedikit lebih tinggi dari jumlah normal.
Ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi, kenaikan berat badan, jerawat, kelebihan rambut di wajah dan tubuh, atau rambut menipis pada kulit kepala.
"Temuan ini mengkonfirmasi apa yang telah lama kami duga - bahwa olahraga dan diet yang sehat dapat meningkatkan kesuburan pada wanita yang memiliki PCOS," kata salah satu penulis studi tersebut, Richard S. Legro, MD, Wakil Pemimpin Penelitian dan Profesor Obstetri dan Ginekologi dan Kesehatan Masyarakat di Penn State College of Medicine.
"Membuat perubahan gaya hidup prakonsepsi adalah hal bermanfaat, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan opsi pretreatment lainnya."
Wanita dengan PCOS sering minum pil KB untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi tingkat androgen dalam tubuh. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perlakuan awal dengan minum pil KB jangka pendek dapat meningkatkan tingkat kehamilan pada wanita dengan PCOS.
Studi JCEM dirancang untuk membandingkan intervensi prakonsepsi dan dampaknya terhadap kesuburan. Studi acak itu meneliti perbedaan hasil kehamilan antara 149 wanita dengan PCOS yang minum pil KB, menjalani modifikasi gaya hidup atau kombinasi dari dua intervensi untuk jangka waktu empat bulan. Para peserta berusia antara 18 dan 40.
Para wanita memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi tidak memiliki masalah medis utama lainnya. Setelah intervensi, peserta menjalani empat siklus ovulasi yang disebabkan obat-obatan.
Di antara 49 perempuan yang dilakukan intervensi pengendalian kelahiran, lima melahirkan. Dari 50 wanita dalam kelompok intervensi gaya hidup, 13 melahirkan bayi. 12 dari 50 wanita dalam kelompok kombinasi melahirkan.
Wanita yang berpartisipasi dalam intervensi modifikasi gaya hidup dan minum pil KB lebih mungkin untuk mengalami ovulasi dibandingkan perempuan yang ditugaskan untuk minum pil KB. Selain itu, perempuan dalam intervensi gaya hidup dan kombinasi memiliki sensitivitas insulin yang lebih baik dan tingkat yang lebih rendah dari trigliserida - jenis lemak yang ditemukan dalam darah – dibandingkan wanita yang minum pil KB.
"Penelitian ini menunjukkan penurunan berat badan dan olahraga meningkatkan kesehatan reproduksi dan metabolisme perempuan," kata Legro. "Sebaliknya, menggunakan kontrasepsi oral saja dapat memperburuk profil metabolik tanpa meningkatkan ovulasi."
Perubahan gaya hidup merupakan bagian penting dari setiap pendekatan perawatan kesuburan untuk wanita dengan PCOS yang kelebihan berat badan atau obesitas.
ERWIN Z | SCIENCE DAILY