TERKUAK: Ini Alasan Orang Lebih Bahagia Tanpa Facebook
Editor
ursul florene
Kamis, 12 November 2015 19:19 WIB
TEMPO.CO, Denmark - Kehidupan saat ini tak bisa lepas dari jeratan media sosial. Facebook, Twitter, dan Instagram sudah menjadi bagian hidup setiap orang. Namun, sebuah studi dari Happiness Institute menyatakan kalau media sosial dapat mengurangi kadar kebahagiaan seseorang.
Penemuan ini berdasarkan hasil riset terhadap 1.095 pengguna Facebook di Denmark. Sebagian diminta untuk tetap menggunakan Facebook—media sosial pilihan—dan sebagian diminta berhenti menggunakan media sosial terbesar di dunia itu. Setelah sepekan, 55 persen dari mereka yang tak menggunakan mengatakan mereka ‘tidak tertekan’.
BACA JUGA
Terungkap, Dua Wanita Ini Bikin Ivan Gunawan Jatuh Cinta
Coba Cari, di Mana Wanita Cantik Tanpa Baju di Lukisan Ini?
Orang yang lebih aktif menggunakan Facebook, lebih rentan merasa iri terhadap kehidupan orang lain. “Dengan media sosial, kita cenderung lebih fokus pada apa yang dimiliki orang lain, ketimbang apa yang kita miliki,” kata Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute, seperti dilansir dari The Guardian.
Seorang peserta riset, Sophie Anne Dornoy, mengaku selalu mengecek newsfeed Facebook saban bangun tidur. Wanita 35 tahun ini merasa khawatir mengecek Facebook akan menjadi kebiasaan.
Akhirnya ia memutuskan untuk menghapus aplikasi media sosial tersebut dari ponsel pintarnya, juga menutup akses ke situs tersebut di komputernya. "Saya merasa lebih tenang, juga lebih produktif. Saya menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari biasanya," kata dia.
Laporan serupa juga diterima dari mereka yang menjauhi Facebook selama seminggu. Kebanyakan menuturkan kalau mereka merasa lebih puas dengan kehidupan mereka dan memiliki konsentrasi yang lebih baik. Mereka juga merasa lebih supel, tidak kesepian, dan tidak tertekan.
GEGER SKANDAL PETRAL
SKANDAL PETRAL: Inilah MR, Mister Untouchable di Era SBY
SKANDAL PETRAL: Tuan MR Sering Disebut di Era Presiden SBY
Beberapa responden mengaku lebih mudah berkonsentrasi penuh dengan kegiatan yang tengah mereka lakukan. Media sosial, menurut penelitian dari channel ilmu pengetahuan AsapSCIENCE, bisa menimbulkan ketergantungan di otak kita. Hal ini karena mereka memberi tingkat kepuasan tinggi dengan upaya mudah.
Semakin lama menghabiskan waktu menyelami Internet, otak kita mulai mengatur dirinya terus meningkatkan stimulus dari media sosial. Bahkan, hasil dari pemindaian otak juga menyatakan berbicara tentang diri sendiri, atau menyampaikan pendapat di media sosial, mengaktifkan bagian otak yang sama dengan orgasme, motivasi, dan cinta.
Efek nyata ketergantungan ini mulai mendapat perhatian para psikolog, dan mereka tengah mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.
Wiking berencana untuk mempelajari efek kebahagiaan seseorang bila ia lepas dari media sosial selama setahun penuh. Sanggupkah Anda melakukannya?
SCIENCE ALERT | THE GUARDIAN | ASAP SCIENCE | URSULA FLORENE
JANGAN LEWATKAN
Rekaman OC Kaligis Dibuka, Terungkap Permainan Uang Itu!
Hijaber Cantik UNJ Tewas, Ini Alasan Delea ke Bandung