LIPI Kembangkan Protein Interferon untuk Terapi Kanker-Hepatitis

Reporter

Kamis, 19 November 2015 18:14 WIB

Ilustrasi. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan protein interferon alfa-2a yang bermanfaat untuk terapi pengobatan kanker serta hepatitis B dan C.

Hal ini menjadi angin segar bagi dunia kesehatan Indonesia yang selama ini bergantung pada interferon impor yang harganya mahal.

"Indonesia belum bisa menghasilkan interferon sendiri. Padahal, untuk hepatitis B dan C, pemberian interferon bisa tiga kali seminggu selama 24-48 minggu, dengan harga sekali suntikan berkisar Rp 2,5 juta," ujar peneliti LIPI yang juga Wakil Kepala Laboratorium Protein Terapetik dan Vaksin Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Ratih Asmana Ningrum, di Cibinong, Jawa Barat, Kamis, 19 November 2015.

Belum lagi, Ratih menambahkan, untuk penderita kanker, pemberian interferon bisa satu kali sehari.

Selain mahal, ketergantungan Tanah Air terhadap protein interferon impor membuat ketersediaan protein antikanker dan antivirus ini terbatas.

Karena itulah para peneliti LIPI berupaya keras mengembangkan protein interferon alfa-2a. Bahkan lembaga riset Indonesia ini ingin melompat lebih jauh, yaitu bagaimana meningkatkan efektivitas protein dan melakukan modifikasi demi menurunkan intensitas pemberian obat.

"Modifikasi dilakukan dengan human serum albumin, yang belum pernah dilakukan di dunia. Jadi, misalnya penyuntikan dosisnya tiga kali seminggu, bisa diturunkan menjadi sekali dalam dua minggu," tuturnya.

Riset ini sendiri sudah berjalan selama dua tahun. Protein dikembangkan melalui organisme yeast Pichia pastoris, yaitu sejenis ragi hasil modifikasi.

Namun Ratih tidak dapat memastikan kapan penelitian ini akan selesai dan didistribusikan untuk masyarakat. Ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti keterbatasan dana dan hal teknis.

"Kami coba atasi semua permasalahan itu dengan usaha sebaik-baiknya. Jika semuanya lancar, mungkin dalam waktu 8-10 tahun bisa diselesaikan," katanya.

Ratih melanjutkan, proses yang masih harus dilalui sebelum menyatakan protein interferon ini layak diberikan kepada masyarakat di antaranya karakterisasi protein (jika protein sudah berhasil didapat), uji preklinis, uji klinis, dan pendaftaran.

"Kami ingin penelitian ini dapat meningkatkan harapan hidup pasien di Indonesia," tuturnya.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya