Empat Kontak Matahari dan Bulan Saat Gerhana Matahari Total

Reporter

Selasa, 16 Februari 2016 07:01 WIB

Foto proses terjadinya gerhana matahari total (dari kanan ke kiri), dilihat dari Danau Oloidien, dekat Naivasha, Kenya, (4/11). Gerhana matahari total terlihat di Afrika, sementara di Amerika Serikat dan Eropa hanya sebagian saja. AP/Ben Curtis

TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana matahari total 2016 akan bisa disaksikan 23 hari lagi di sebelas kota di Indonesia. Penduduk dan pengunjung yang pada Rabu pagi 9 Maret 2016 ada di kota-kota tersebut bisa menyaksikan gerhana matahari total tersebut. Lalu bagaimana proses gerhana matahari total yang tampak dari bumi?

Peneliti Astronomi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rukman Nugraha mengatakan pada 9 Maret nanti akan terjadi empat kontak antara matahari dan bulan di daerah yang dilintasi gerhana matahari total. “Kontak itu terjadi sebelum dan sesudah puncak gerhana,” kata Rukman saat dihubungi Tempo, Senin, 15 Februari 2016.

Bayangkan ada lima proses atau posisi bulan dan matahari sebelum, pas, dan setelah puncak gerhana matahari di daerah yang mengalami totalitas. Dua posisi pertama sebelum terjadinya puncak gerhana, satu posisi saat puncak gerhana, dan dua posisi setelah terjadinya puncak gerhana. Pada masing-masing posisi itu terjadi kontak antara bulan dan matahari.

Kontak Pertama gerhana dimulai ketika piringan bulan mulai menutupi piringan matahari. Saat itu, posisi bulan di atas matahari. Seiring berjalannya waktu, kata Rukman, piringan matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya bulan mulai menutupi seluruh piringan Matahari. Saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat bulan terakhir kali menutupi seluruh piringan matahari, yaitu saat Kontak Ketiga.

Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga disebut sebagai Durasi Totalitas atau Fase Totalitas, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Sebagai contoh lama durasi totalitas terlama pada gerhana matahari 9 Maret 2016 ini terjadi di Maba, Maluku Utara, yaitu 3 menit 19,5 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 1,019. Adapun lama fase totalitas dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut.

Pada saat fase totalitas tersebut, menurut Rukman, kecemerlangan langit di lokasi-lokasi yang terlewati jalur totalitas tersebut akan meredup, hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadinya puncak gerhana, waktu di tengah-tengah fase totalitas ini. “Pada saat puncak gerhana terjadi, akan tampak cahaya redup di sekitar matahari, yang disebut sebagai korona atau mahkota matahari,” kata dia.

Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya bulan terakhir kali menutupi piringan matahari, yaitu saat Kontak Keempat. Pada posisi ini, matahari berada di atas bulan. Lama waktu dari Kontak Pertama hingga Kontak Keempat disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Durasi gerhana terlama di Indonesia pada 9 Maret nanti, menurut Rukman, adalah di Jayapura, Papua, yaitu selama 2 jam 55 menit 3,0 detik. Di sana akan terjadi gerhana matahari sebagian.

Pada 9 Maret 2016, gerhana matahari total diperkirakan akan melintasi 11 wilayah di Indonesia yakni (1) Bengkulu, (2) Sumatera Selatan, (3) Jambi, (4) Bangka-Belitung, (5) Kalimantan Barat, (6) Kalimantan Tengah, (7) Kalimantan Selatan, (8) Kalimantan Timur, (9) Sulawesi Barat, (10) Sulawesi Tengah, dan (11) Maluku Utara.

AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

9 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

16 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

20 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

22 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya