Bank Dunia Siap Bantu Indonesia Benahi Kebakaran Hutan  

Reporter

Editor

ursul florene

Kamis, 25 Februari 2016 17:25 WIB

Relawan Masyarakat Peduli Api mempersiapkan logistik seusai melakukan pembuatan sekat bakar di dalam Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur, 4 Desember 2015. Pembuatan sekat bakar dilakukan untuk menjaga dan mencegah terjadinya ancaman kebakaran hutan terjadi kembali. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah pemerintah Indonesia mencegah kebakaran hutan mendapat sambutan baik dari Bank Dunia (World Bank). Mereka menyatakan siap untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan Indonesia.

“Kami siap untuk menjadi donor,” kata Spesialis Lingkungan Bank Dunia, Ann Jeannette Glauber, di Jakarta pada Kamis, 25 Februari 2016. Menurut dia, dana yang tersedia untuk kegiatan berbasis lingkungan sangatlah besar.

Tak hanya Bank Dunia, Glauber mengatakan banyak negara asing yang siap membantu Indonesia membenahi masalah kebakaran tahunan ini. Norwegia, menurut dia, bahkan siap mengucurkan US$ 150 juta.

Namun dana raksasa tersebut tak dapat dikucurkan dengan cuma-cuma. Indonesia harus terlebih dulu membuktikan komitmen mereka dalam hal restorasi lingkungan. Salah satunya dengan menunjukkan penurunan produksi emisi karbon, seperti yang telah dibicarakan dalam forum iklim COP21.

“Kalau sudah terbukti, baru nanti donor multilateral mengucurkan uangnya,” kata Glauber. Dana iklim ini memang kurang fleksibel lantaran jumlahnya yang besar serta membutuhkan pembuktian dan pengelolaan yang ketat.

Spesialis Manajemen Risiko Bencana Bank Dunia, Iwan Setiawan, mengatakan, untuk pembuktian, pemerintah Indonesia perlu menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). APBN dapat digunakan untuk tindakan preventif, juga investasi infrastruktur penyokong perlindungan hutan.

“Nanti kalau sudah, kita lanjutkan lagi dengan bantuan dana asing,” katanya. Pemerintah, menurut Iwan, harus mulai meletakkan sektor lingkungan sebagai salah satu prioritas.

Ia mengakui hingga saat ini Bank Dunia masih sekadar menjadi analis dan konsultan kerugian hutan bagi pemerintah. Belum ada permintaan resmi terkait dengan macam bantuan apa yang dibutuhkan Indonesia ke depannya.

Bank Dunia menilai, bila tak ditindak dengan tegas, kebakaran hutan akan menyumbang banyak kerugian bagi perekonomian Indonesia. Kebakaran hutan yang terjadi di delapan provinsi pada akhir 2015 mengakibatkan kerugian hingga US$ 16,1 miliar dan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) 3-4 persen pada provinsi yang lahannya terbakar.

URSULA FLORENE

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

7 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

14 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

22 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

33 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

34 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

34 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

42 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

47 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

50 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya