Dampak Krisis Air Bersih: Satu dari Lima Bayi Meninggal  

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 13:55 WIB

Warga mengambil air bersih dari lobang-lobang kecil yang di gali oleh warga di Kali Cipamingkis, Cibarusah, Jawa Barat, 30-8, 2012. Tiga desa di Kecamatan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih selama tiga bulan terakhir. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan yang dirilis WaterAid, lembaga nirlaba Inggris, saat memperingati Hari Air Sedunia pada 22 Maret lalu, menyebutkan sulitnya mendapat air bersih yang layak dan murah. Hal ini, menurut mereka, menjadi masalah utama untuk mengentaskan kemiskinan dan wabah penyakit.

Akibat tak tersedianya air bersih, risiko gangguan kesehatan hingga potensi kelahiran prematur dapat meningkat. The Independent memperkirakan satu dari lima bayi meninggal dalam bulan pertama kehidupan mereka karena sepsis atau infeksi—masalah kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah dengan air bersih dan pola hidup higienis. Diperkirakan 42 persen dari semua rumah sakit di wilayah Sub-Sahara Afrika tak memiliki akses air bersih.

Secara global, penyakit diare akibat mengkonsumsi air kotor dan sanitasi buruk adalah pembunuh anak-anak terbesar kedua setelah pneumonia. Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada 2015 menyebutkan diare membunuh 315 ribu anak setiap tahun. Pekan lalu, UNICEF menyebutkan masalah akses air bersih semakin parah di lokasi konflik bersenjata, seperti Suriah dan Afganistan.

Krisis air bersih paling mencekik kaum miskin. Banyak yang beranggapan kemiskinan membuat mereka tak sanggup membeli air. Ironisnya, dalam kondisi absolut, orang miskin justru membayar jauh lebih mahal ketimbang orang kaya untuk menikmati air. “Jika Anda hidup di daerah kumuh di Nairobi, Kenya, Anda harus membayar satu meter kubik air lebih mahal ketimbang mereka yang tinggal di Manhattan,” kata Henry Northover, pembuat kebijakan di WaterAid.

WaterAid menyebutkan lebih dari 40 persen penduduk di 16 negara tidak memiliki akses terhadap fasilitas air, bahkan sumur sekalipun. Komunitas marginal harus mengumpulkan air dari kolam dan sungai serta menghabiskan sebagian besar pendapatan harian mereka untuk membeli air bersih. “Meski hamil sembilan bulan, saya harus mengambil air sangat jauh dari desa untuk kebutuhan keluarga,” kata Zosy, perempuan 35 tahun yang tinggal di Analamanga, Madagaskar.

Studi WaterAid juga menunjukkan Papua Nugini memiliki persentase penduduk tanpa air bersih tertinggi. Ada 4,5 juta orang atau 60 persen warga negara tetangga Indonesia itu yang terpaksa hidup tanpa akses air bersih, seperti keran publik, sumur, penampungan air hujan, atau saluran air dalam pipa ke permukiman.

Orang miskin di Papua Nugini menghabiskan 1,84 pound sterling atau lebih dari separuh pendapatan harian mereka untuk menikmati air dengan jumlah sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun orang-orang miskin di Madagaskar menghabiskan hampir separuh pendapatan harian mereka untuk mendapat air bersih dalam jumlah cukup.

India menjadi negara dengan penduduk terbanyak yang tak bisa mengakses air bersih. WaterAid menyebutkan hampir 76 juta warga India hidup dengan pasokan air seadanya. Indonesia ternyata juga masuk daftar tersebut di peringkat ke-6 dari 10 negara. Ada sekitar 32 juta orang di Indonesia hidup tanpa air bersih.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan ketersediaan dan distribusi air yang cukup bisa mengubah hidup seseorang. Air berpengaruh besar terhadap perkembangan manusia, lingkungan, dan perekonomian. Menurut Ban, orang-orang yang sulit memperoleh air dan sanitasi biasanya tidak memiliki akses layanan kesehatan dan pekerjaan yang stabil.

“Pemenuhan dasar atas air, sanitasi, dan layanan yang bersih di rumah, sekolah, dan tempat kerja membuat ekonomi menguat karena ditopang oleh populasi dan tenaga kerja yang sehat dan produktif,” kata Ban.

WATERAID | UN.ORG | UNICEF | THE GUADIAN | THE INDEPENDENT | IBTIMES | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

4 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

6 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

41 hari lalu

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Berdasar V-Dem Democracy Index 2024, Faisal Basri sebut Jokowi membuat indeks demokrasi mendekati nol, lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

41 hari lalu

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

45 hari lalu

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

14 Januari 2024

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar memastikan kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini tidak berdampak ke Indonesia. Perbatasan diklaim kondusif.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

12 Januari 2024

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby yang sepi sepanjang Jumat setelah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat

Baca Selengkapnya

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

12 Januari 2024

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian Papua Nugini untuk meningkatkan pelindungan dan keamanan bagi WNI

Baca Selengkapnya