TEMPO.CO, New York - Udara yang kita hirup tercemar oleh substansi penyebab kanker dan secara resmi diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Beberapa waktu lalu, badan riset kanker WHO menyatakan polusi udara telah terbukti menyebabkan kanker paru-paru.
Sumber polusi itu antara lain asap knalpot mobil, pembangkit listrik, emisi dari pertanian dan industri, serta pemanasan di rumah-rumah penduduk. WHO mengatakan klasifikasi itu harus dianggap sebagai pesan yang kuat kepada pemerintah untuk mengambil tindakan.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menggolongkan polusi udara dalam kategori yang sama seperti asap tembakau, radiasi UV, dan plutonium. Lembaga itu mengatakan polusi udara telah diketahui menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, tapi bukti yang sekarang muncul menunjukkan bahwa polusi juga memicu kanker.
Data IARC menunjukkan 223 ribu kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara. Lebih dari setengahnya diduga terjadi di Cina dan negara Asia Timur lain. Industrialisasi yang cepat telah menyebabkan langit berkabut di Beijing dan kota besar lain. Data menunjukkan polusi udara juga ada kemungkinan berkaitan dengan kanker kandung kemih.
Dr Kurt Straif, dari IARC, mengatakan udara yang kita hirup menjadi tercemar akibat campuran zat-zat penyebab kanker. "Kita sekarang mengetahui bahwa polusi udara luar tidak hanya berisiko besar bagi kesehatan secara umum, tapi juga penyebab lingkungan utama kematian akibat kanker."
Cancer Research UK mengatakan setiap orang memahami risiko dari polusi udara. "Meskipun polusi udara meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, ada hal lain yang memiliki efek yang jauh lebih besar, terutama merokok," ujar Dr Julie Sharp, kepala informasi kesehatan di badan amal itu.
REUTERS | WHO | AMRI MAHBUB
Berita terkait
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina
14 jam lalu
Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaAS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah
1 hari lalu
Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
1 hari lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaKronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina
1 hari lalu
Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?
Baca SelengkapnyaHamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
1 hari lalu
Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza
1 hari lalu
Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza
Baca Selengkapnya10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai
1 hari lalu
Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel
Baca SelengkapnyaDetektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan
1 hari lalu
Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya
Baca SelengkapnyaBelgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC
1 hari lalu
Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)
Baca SelengkapnyaHamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo
1 hari lalu
Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.
Baca Selengkapnya