WHO: Polusi Udara Picu Kanker Paru  

Reporter

Jumat, 15 April 2016 17:18 WIB

Keluarga Jiang Zhen, menggunakan masker saat mengendarai sepeda untuk menuju kantor dan sekolah setelah pemerintah Cina menetapkan untuk kedua kalinya "siaga merah" polusi udara di Beijing, Cina, 20 Desember 2015. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, New York - Udara yang kita hirup tercemar oleh substansi penyebab kanker dan secara resmi diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Beberapa waktu lalu, badan riset kanker WHO menyatakan polusi udara telah terbukti menyebabkan kanker paru-paru.

Sumber polusi itu antara lain asap knalpot mobil, pembangkit listrik, emisi dari pertanian dan industri, serta pemanasan di rumah-rumah penduduk. WHO mengatakan klasifikasi itu harus dianggap sebagai pesan yang kuat kepada pemerintah untuk mengambil tindakan.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menggolongkan polusi udara dalam kategori yang sama seperti asap tembakau, radiasi UV, dan plutonium. Lembaga itu mengatakan polusi udara telah diketahui menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, tapi bukti yang sekarang muncul menunjukkan bahwa polusi juga memicu kanker.

Data IARC menunjukkan 223 ribu kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara. Lebih dari setengahnya diduga terjadi di Cina dan negara Asia Timur lain. Industrialisasi yang cepat telah menyebabkan langit berkabut di Beijing dan kota besar lain. Data menunjukkan polusi udara juga ada kemungkinan berkaitan dengan kanker kandung kemih.

Dr Kurt Straif, dari IARC, mengatakan udara yang kita hirup menjadi tercemar akibat campuran zat-zat penyebab kanker. "Kita sekarang mengetahui bahwa polusi udara luar tidak hanya berisiko besar bagi kesehatan secara umum, tapi juga penyebab lingkungan utama kematian akibat kanker."

Cancer Research UK mengatakan setiap orang memahami risiko dari polusi udara. "Meskipun polusi udara meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, ada hal lain yang memiliki efek yang jauh lebih besar, terutama merokok," ujar Dr Julie Sharp, kepala informasi kesehatan di badan amal itu.

REUTERS | WHO | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya