Embrio Tikus Bisa Tumbuh di Luar Angkasa

Reporter

Rabu, 20 April 2016 23:00 WIB

Para peneliti dan mahasiswa bekerja sama mempelajari lapangan. Eksplorasi di luar ruangan menggunakan pakaian luar angkasa yang dirancang khusus untuk silmulasi ini. Para peneliti hidup dengan suplai makanan, oksigen, listrik dan air yang terbatas. REUTERS/Jim Urquhart

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan Cina sukses menumbuhkan sejumlah embrio tikus di luar angkasa. Riset ini adalah bagian program penelitian reproduksi mamalia di orbit bumi. Studi ini membuka petunjuk terhadap ide kolonisasi manusia di jagat raya yang sangat tergantung pada keberhasilan reproduksi di luar bumi.

Para ilmuwan sebelumnya tak yakin mamalia, terutama manusia, bisa bereproduksi dan tumbuh di luar bumi. Pada 1996, para ilmuwan Badan Antariksa Luar Angkasa pernah mengirim 49 embrio tikus ke luar angkasa. Tak satupun embrio yang berkembang. Riset simulasi fertilisasi sel telur tikus pada gravitasi nol yang dilakukan para peneliti Jepang pada 2009 juga gagal.

Pada 6 April lalu, Cina meluncurkan satelit SJ-10 yang membawa sekitar 6.000 embrio tikus di dalam wadah khusus sebesar alat memasak microwave. Wadah embrio itu adalah satu dari 20 eksperimen yang dibawa SJ-10. Saat peluncuran, embrio-embrio itu masih dalam tahap awal perkembangan. Mereka dimasukkan di dalam larutan nutrisi yang bisa membantu perkembangannya. Beberapa hari setelah peluncuran, gambar dari satelit memperlihatkan bagaimana embrio dengan dua sel itu tumbuh selama di orbit.

Duan Enkui, peneliti dari Institute of Zoology, mengatakan ide kolonisasi manusia di luar angkasa masih sangat jauh untuk diwujudkan. Manusia harus paham dulu bagaimana caranya bertahan dan bereproduksi di luar angkasa. "Sekarang kami membuktikan bahwa tahap penting dalam reproduksi kita, perkembangan awal embrio, dimungkinkan terjadi di luar angkasa," katanya seperti ditulis Tech Times, kemarin.

Kamera di dalam satelit mengambil citra perkembangan embrio setiap empat jam. Dalam 80 jam, para peneliti menemukan bahwa embrio itu berkembang menjadi blastocyst yang ditandai dengan adanya perbedaan kompleks di dalam sel. Kemunculan blastocyst menjadi tanda awal bahwa embrio tikus itu bisa tumbuh normal dalam kondisi tanpa gravitasi. Setelah tahap ini sel-sel embrio akan membelah lagi. Satelit SJ-10 akan berada di orbit selama beberapa hari sebelum masuk lagi ke atmosfer bumi.

Keberhasilan pertumbuhan tahap awal embrio tikus tentu saja tak bisa disamakan dengan embrio manusia. Namun, riset ini menunjukkan ada jalan untuk mengatasi masalah biologis reproduksi di luar angkasa. "Ini adalah tonggak penting dalam eksplorasi jagat raya," kata Aaron Hsueh, spesialis reproduksi biologi dari Stanford University. "Satu langkah kecil untuk embrio tikus, satu lompatan besar untuk reproduksi manusia."
CHINA DAILY | MIRROR | POPULAR SCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

7 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

7 hari lalu

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

11 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

26 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

27 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

28 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

28 hari lalu

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

28 hari lalu

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS

Baca Selengkapnya

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

29 hari lalu

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada

Baca Selengkapnya