Status Orang Utan Bergeser, dari 'Terancam Punah' ke 'Kritis'  

Reporter

Selasa, 12 Juli 2016 22:18 WIB

Seekor bayi orangutan mencium ibunya di hutan Kalimantan, Indonesia. Hewan yang memiliki DNA yang dengan manusia ini mengandung bayinya selama berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan. Hewan yang reproduksinya sangat lamban ini merupakan hewan yang memiliki kebergantungan pada induknya paling lama dibanding semua hewan. Karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara oleh induknya hingga berusia 6 tahun. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta – Orang utan Kalimantan di ambang kepunahan. Perhimpunan Konservasi Alam Internasional menyatakan pembaruan daftar merah spesies yang terancam baru saja dilakukan.

Hasil dari pembaruan data tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan manusia terus menekan sehingga tiga spesies hewan bumi, termasuk orang utan Kalimantan, mendekati kehancuran. “Hal ini mengkhawatirkan, melihat spesies bergerak menuju kepunahan,” kata Jane Smart, Kepala International Union for the Convention of Nature dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Rawstory.com, Selasa, 12 Juli 2016.

Orang utan Kalimantan yang masih satu famili dengan orang utan Sumatera merupakan kera besar di Asia. Status orang utan Kalimantan telah berpindah dari klasifikasi "terancam punah" menjadi spesies "kritis terancam punah". Status ini hanya satu langkah lagi menuju status "kepunahan".

Orang utan banyak diburu dan ditekan keluar dari habitatnya. Perkembangbiakan spesies ini juga lambat. Lambatnya perkembangbiakan juga menjadi satu sebab sulitnya mengembalikan status orang utan.

Para konservator memperkirakan saat ini hanya ada 100 ribu ekor orang utan yang masih hidup di Pulau Kalimantan. Keberadaan mereka diperkirakan terdapat di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Angka populasi ini menurun dari data 1973, ketika masih tercatat sebanyak 288.500 ekor orang utan di Kalimantan. Para peneliti bahkan memprediksi populasi orang utan pada 2025 juga akan semakin menurun menjadi 47 ribu saja.

Orang utan ini mengalami penyusutan populasi yang sangat drastis. Penyusutan terjadi bersamaan dengan berubahnya fungsi hutan hujan Kalimantan menjadi wilayah perkebunan kelapa sawit, karet, dan kertas.

Kerusakan habitat hidup orang utan mengakibatkan sekitar 2.000-3.000 orang utan mati setiap tahun selama 40 tahun terakhir. Kematian orang utan ini kadang terjadi akibat perburuan dan juga pembunuhan oleh warga desa yang menilai orang utan sebagai hama di wilayah ladang mereka.

Data IUCN menunjukkan ada 66.570 ekor orang utan yang tewas selama rentang waktu 40 tahun terakhir. Fakta ini mengindikasikan kepunahan orang utan bisa terjadi dalam waktu 50 tahun mendatang.

RAW STORY | MAYA NAWANGWULAN

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya