Ganja Sintetis Bisa Bikin Pemakainya Mirip Zombie
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Selasa, 23 Agustus 2016 14:46 WIB
TEMPO.CO, Missouri - Para pengguna ganja sintetis K2—rokok rempah-rempah yang dicampur dengan ganja dan bahan-bahan kimia—kian menunjukkan perilaku yang sangat aneh. Rokok ini amat populer di kalangan remaja Amerika Serikat, khususnya yang biasa mengisap rokok herbal dan vaporizer. Namun banyak media massa di Negeri Abang Sam melaporkan bahwa para pengisap rokok alternatif ini kerap pingsan di trotoar, keluar dari marka jalan, dan berjalan seperti zombie.
Anthony Scalzo, profesor pediatri sekaligus kepala toksikologi di St Louis University School of Medicine di Missouri, mengatakan orang yang berada di bawah pengaruh rokok mariyuana sintetis ini bisa bertindak di luar kendali mereka. “Bergantung pada dosis yang digunakan dan ketahanan masing-masing orang terhadap rokok tersebut,” ujarnya, seperti dilansir Live Science.
Hal tersebut jelas amat berbahaya. Karena itu, Scalzo menyarankan produsen rokok mariyuana sintetis segera dapat menemukan cara untuk menekan efek samping bahan kimia yang terkandung di dalamnya.
Scalzo pertama kali menemukan bahaya kesehatan yang ditimbulkan K2 pada 2010, setelah melihat tingginya jumlah laporan ke Missouri Poison Center tentang efek buruk rokok tersebut. Para pengguna, menurut dia, berpikir bahwa efek tenang yang ditimbulkan rokok itu akan menyerupai efek ganja. Namun yang terjadi malah sebaliknya: halusinasi, agitasi ekstrem, detak jantung sangat cepat, dan tekanan darah tinggi.
K2 juga mempengaruhi suasana hati. Para pengisapnya mengalami efek paranoid yang tidak masuk akal dan terserang rasa panik yang tak kunjung berhenti.
K2/Zombie DC—lembaga kampanye publik yang menolak K2 dan berbasis di Washington, DC—menyebut pengaruh itu sebagai “efek zombie”. Mereka menolak K2 dengan alasan bahan kimia di dalamnya bukan untuk dimasukkan ke tubuh manusia.
Beberapa versi K2 dijual secara ilegal di jalan. Sedangkan versi legalnya dijual di toko-toko resmi. Meski versi legal terlihat aman, Scalzo mencatat, campuran herbal di dalamnya tetap memiliki dampak negatif bagi tubuh.
Pada 2011, US Drug Enforcement Administration memasukkan lima senyawa yang terkandung di dalam K2 ke daftar zat ilegal. Tujuannya menekan penjualan produk tersebut. Namun tampaknya para produsen dapat menyiasati aturan itu dengan mengubah nama bahan kimia yang dilarang.
Hal tersebut melahirkan versi lain K2, yang malah lebih berbahaya ketimbang versi awalnya. Produk tersebut, yang dijual secara legal, dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan detak jantung melambat, bahkan koma, kejang, sampai kerusakan ginjal. Efek jangka panjangnya adalah kematian.
Rempah-rempah di dalam K2, menurut Scalzo, menghasilkan efek yang misterius. Kandungan tersebut bisa bercampur dengan bahan kimia di otak dan mengubah sistem kerja otak. Misalnya, saat berinteraksi dengan dopamin—zat kimia otak yang mempengaruhi gerak tubuh—K2 bisa membuat penggunanya merasa kaku atau dikekang. Saat berinteraksi dengan serotonin—senyawa kimia di otak yang bertanggung jawab atas aktivitas tidur dan bermimpi—K2 dapat menyebabkan penggunanya kerap terjaga seperti zombie.
Meski begitu, para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi di dalam otak sehingga timbul perilaku aneh tersebut. “Salah satu kemungkinannya, otak tidak memiliki senyawa kimia untuk mengerem efek yang ditimbulkan senyawa di dalam ganja sintetis,” kata Deepak D'Souza, profesor psikiatri dari Yale University School of Medicine, yang telah mempelajari efek cannabinoid di dalam ganja dan hubungannya dengan psikosis selama 20 tahun terakhir.
Ganja mengandung cannabinoid THC (tetrahydrocannabinol). Senyawa ini dapat mencapai reseptor di otak untuk melepaskan efek paranoid dan cemas. Namun tanaman ganja juga menghasilkan senyawa cannabidiol (CBD), yang dapat mengerem THC. Karena itu, orang yang mengisap ganja tidak begitu mengalami dampak negatif tanaman tersebut.
Ini berbeda dengan penggunaan K2. Lantaran tak ada kandungan CBD, efek cemas dan halusinasi berlebih tidak bisa dihentikan. “Senyawa yang terkandung di dalam K2 bisa 10-200 kali lebih kuat,” kata D'Souza. “Efek psikosis yang diakibatkan lebih parah.”
Tantangan terbesar untuk memahami efek rumput palsu—sebutan tenar K2—ini ialah memahami pergerakan target senyawa kimia yang ada di dalamnya. Sebab, menurut D'Souza, kandungan di dalam K2 bisa berbeda tiap hari. “Bahkan jika Anda membeli di tempat yang sama,” ujarnya. K2 bisa saja dibubuhi obat-obatan penenang lain, seperti amfetamin atau benzodiazepin, untuk memperkuat efek yang diinginkan.
LIVE SCIENCE | PROCEEDINGS OF NATIONAL ACADEMICS OF SCIENCES | AMRI MAHBUB