Kolam Don Juan dan 2 Tempat Lain yang Asinnya Melebihi Laut

Reporter

Kamis, 25 Agustus 2016 21:04 WIB

Pemain BMX profesional, Daniel Dhers menunjukkan beberapa trik saat beraksi di BMX Salt Park Project, Uyuni, Bolivia pada April 2016. Lokasi ini merupakan arena BMX pertama di dunia yang dibangun di gurun garam berketinggan 3.600 mdpl. REUTERS/Redbull

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari dua pertiga permukaan planet ini ditutupi air, dan 96 persen air bumi ada di laut. Sebagian besar orang mengenal laut, berisi air dan ribuan miliar ton garam terlarut, sebagai tempat terasin di bumi. Ternyata ada tempat lain yang lebih asin dari lautan.

Laut Mati, terletak di perbatasan Yordania dan Israel, adalah salah satu lokasi di luar laut yang terkenal lebih asin. Laut Mati sebenarnya adalah danau dengan kandungan sodium klorida sangat tinggi (hiper-salinitas). Tingkat keasinan air di danau sedalam 330 meter itu 10 kali lipat dari air laut. Namun, seperti dilaporkan BBC, 10 Agustus lalu, Laut Mati hanya menempati urutan kelima tempat terasin di bumi.

Tempat yang lebih asin lagi dari Laut Mati adalah sebuah kolam seluas tiga hektare di Antartika. Sekitar 44 persen kandungan di kolam yang dalamnya cuma 10 sentimeter adalah garam. Kolam itu dinamai Don Juan.

“Penyebab hiper-salinitas kolam ini tak sepenuhnya dapat dipahami,” kata ahli geologi Jay Dickson dari California Institute of Technology di Pasadena.

Telah bertahun-tahun Dickson mempelajari kolam ini dan merekam perubahannya. “Salah satu faktor penting dari Don Juan adalah ia berupa cekungan tertutup,” kata Dickson.

Sebuah cekungan terbuka memiliki aliran air ke dalam dan keluar. Cekungan tertutup tidak memilikinya, sehingga air dan garam dibawa ke kolam tapi tidak bisa keluar. Pada titik ini, air dapat membeku atau menguap.

Kolam Don Juan memiliki begitu banyak garam dan membuat suhunya menjadi dingin mencapai -53 derajat Celsius. Akibatnya, jika air menguap, garamnya akan tertinggal dengan sebagian air yang lain yang membuatnya begitu pekat. Menurut Dickson, para peneliti masih mencoba mencari tahu dari mana air garam berasal.

Salar de Uyuni yang terletak di Bolivia juga salah satu tempat dengan kandungan terbesar di dunia. Cekungan seluas lebih dari 10.500 kilometer persegi itu terbentuk ketika mega-danau prasejarah mengering.

Cekungan tersebut sekarang terlapisi dengan garam kristal yang membentang sejauh mata memandang. Wisatawan berduyun-duyun mendatangi tempat ini untuk mengagumi tempat yang mereka anggap sebuah dunia lain. Sementara itu burung flamingo mengunjungi untuk berkembang biak.

Di bawah kerak kristal itu ada air garam, yang kaya akan mineral. Diperkirakan separuh dari pasokan litium dunia ada di Salar de Uyuni. Pemerintah Bolivia baru-baru ini mulai mengeluarkan logam lunak yang berharga itu dan digunakan untuk membuat baterai di gawai elektronik.

TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya