Kandungan Uranium di Indonesia Capai 78 Ribu Ton

Reporter

Senin, 5 September 2016 17:09 WIB

Ilustrasi

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyatakan bahwa potensi uranium di Indonesia tahun 2016 diperkirakan mencapai 78 ribu ton tersebar di beberapa daerah di Tanah Air.

Kepala Batan, Djarot S Wisnubroto, ditemui usai membuka Konferensi Internasional terkait sumber radioaktif di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa meski mengetahui potensinya namun pihaknya belum bisa menjawab tingkat kecukupan sumber daya alam itu.


"Dikatakan cukup atau tidak, itu belum bisa dijawab karena dari potensi untuk mencapai terukur itu perlu proses dan biaya," katanya.

Menurut dia, kadar kecukupan tersebut bisa diukur apabila bisa dieksplorasi oleh pihak investor baik dalam maupun luar negeri. Namun masih terganjal peraturan perundang-undangan.

"Mungkin lebih tepatnya pihak investor, kalau peraturan perundangan itu bisa dibuka. Sekarang Batan dan Bapetan dalam proses untuk memperbaiki undang-undang yang ada, supaya bisa membuktikan bahwa uranium atau sumber daya nuklir itu memang cukup untuk program nuklir di Indonesia," kata Djarot.

Dia menyebutkan bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1997 tentang Ketanaganukliran, tidak diperkenankan adanya eksploitasi atau eksplorasi dari investor baik dalam maupun luar negeri untuk komersial.

Selama ini Batan hanya memanfaatkan hal itu untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian pun, lanjut dia, masih terkendala anggaran yang terbatas yang diperoleh Batan yakni sekitar Rp900 miliar yang terbagi untuk kegiatan penelitian seperti pertanian, uranium dan membayar gaji pegawai.

"Anggaran riset 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto. Malaysia saja satu persen. Kalau Batan anggarannya tidak pernah di atas Rp900 miliar," kata Djarot.

Untuk itu pihaknya menginginkan adanya revisi undang-undang tersebut yang pada Oktober 2016 ini naskah akademik revisi akan disusun untuk kemudian dimasukkan dalam Prolegnas DPR.

Djarot menyebutkan bahwa beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi uranium yakni Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.

Uranium merupakan bahan bakar reaktor untuk membangkitkan energi. Uranium sendiri setelah digunakan, lanjut Djarot, tidak habis namun bisa didaur ulang untuk bahan bakar.

ANTARA

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya