Adidas Produksi Sepatu dari Daur Ulang Sampah Plastik

Reporter

Jumat, 11 November 2016 15:13 WIB

Sebuah alat berat sedang mendorong tumpukan sampah, di DRZ Darmstaedter Recycling Zentrum GmbH. Tempat ini merupakan pusat pengolahan limbah, sampah seperti plastik dan polystyrene, logam, kertas dan limbah konstruksi dipisahkan dan dihancurkan untuk di daur ulang. Darmstadt, Jerman, 17 Juni 2015. Thomas Lohnes/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Plastik merupakan material yang mudah diproduksi dan tahan lama. Produknya sangat beragam, dari wadah makanan, aneka kemasan, peralatan rumah tangga, perlengkapan medis, hingga material kendaraan bermotor. Masalahnya, limbah plastik kian menumpuk setiap hari.

Plastik tak bisa hancur lewat proses alami dan bertahan sangat lama di alam. Dibutuhkan 500-1.000 tahun bagi plastik agar terdegradasi, tapi tetap saja akan menyisakan partikel mikroplastik yang berbahaya bagi makhluk hidup. Pemusnahan secara konvensional, seperti dibakar, hanya akan menambah kadar polutan di udara.

Volume sampah plastik mencapai 300 juta ton setiap tahun, 8 ton di antaranya mengalir ke laut. Ini setara dengan lima kantong plastik setiap 30 sentimeter di sepanjang garis pantai dunia dan kurang dari 8 persen yang didaur ulang. Mendaur ulang plastik menjadi material dengan fungsi yang berbeda dengan usia pakai lebih lama menjadi cara cukup efektif untuk mengurangi volume limbah.

Adidas, produsen peralatan olahraga asal Jerman, memproduksi sepatu dari sampah plastik daur ulang. Mereka bekerja sama dengan organisasi lingkungan, Parley for the Oceans, untuk membuat sepatu UltraBOOST Uncaged Parley. Sekitar 95 persen sepatu itu dibuat dari sampah plastik dari perairan Kepulauan Maldives.

Tahun lalu, mereka membuat purwarupa sepatu menggunakan mesin cetak tiga dimensi. Sekitar 7.000 pasang sepatu ini akan dipasarkan di toko dan secara online pada pertengahan November seharga US$ 220 (Rp 2 juta). Tahun depan, Adidas berencana membuat sejuta pasang sepatu menggunakan sampah plastik dari Parley Ocean Plastic.

Selain sepatu, perusahaan itu membuat perlengkapan sepak bola yang terbuat dari hasil daur ulang limbah plastik untuk klub Bayern Muenchen dan Real Madrid. “Tujuan utama kami adalah menghapus plastik murni dari jaringan suplai,” kata Eric Lietdke, anggota Dewan Komisaris Adidas, seperti ditulis The Verge, pekan lalu.

Menurut pendiri Parley for the Oceans, Cyrill Gutsch, upaya menyelamatkan laut dari sampah plastik tak bisa dilakukan sendiri. Setiap orang bisa memberikan kontribusi. “Industri kreatif bisa merancang kembali material, produk, dan model bisnisnya. Adapun konsumen membantu dengan meningkatkan angka permintaan.”

Perusahaan start-up di Amerika Serikat, ByFusion, mendaur ulang sampah plastik di laut menjadi bahan bangunan. Produk bernama RePlast itu memiliki kekuatan seperti bata konvensional yang dibuat dari pasir dan semen, namun lebih ringan dan kokoh. RePlast dibuat dengan memadatkan semua jenis plastik tanpa perlu pemilahan atau pencucian.

Sistem RePlast dapat memadatkan serpihan plastik menjadi bongkahan dengan beragam bentuk dan kepadatan sesuai dengan pesanan. Mesin pencetak dirancang khusus agar bisa dipindahkan dengan mudah dan cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam kontainer untuk dikapalkan.

RePlast tak membutuhkan semen atau larutan perekat lain, seperti bata konvensional. Bata plastik ini dipasang dengan menggunakan batang logam dan baut konstruksi. Dibuat dari aneka jenis plastik, tampilan RePlast cukup menarik karena berwarna-warni. Struktur bata plastik ini bisa diperhalus dengan menggunakan lapisan semen biasa.

Penggunaan RePlast dinilai bisa meningkatkan status “bangunan hijau” karena dibuat dari produk netral karbon dan melalui proses produksi yang tak beracun. Emisi gas rumah kaca dalam produksi RePlast disebut 95 persen lebih rendah ketimbang bata konvensional. Saat ini, bongkahan RePlast sudah dirancang untuk material dinding dan pembatas jalan.

ECOWATCH | THE VERGE | SCIENCEALERT | NEW CIVIL ENGINEER | GABRIEL YOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya