Stephen Hawking: Teknologi Akan Menghancurkan Kelas Menengah
Editor
Erwin prima
Minggu, 4 Desember 2016 18:30 WIB
TEMPO.CO, London - Dalam sebuah tulisan opini di The Guardian awal bulan ini, ilmuwan Stephen Hawking menyebutkan bahwa teknologi dan globalisasi mempengaruhi banyak orang secara buruk.
"Otomatisasi pabrik telah menghancurkan pekerjaan di bidang manufaktur tradisional, dan munculnya kecerdasan buatan kemungkinan akan memperpanjang kehancuran pekerjaan ini lebih jauh pada kelas menengah, dengan hanya peran pengawasan atau peran paling kreatif dan paling peduli yang tersisa," katanya sebagaimana dikutip CNET, akhir pekan ini.
Apa yang terjadi ketika ada lebih sedikit pekerjaan manusia yang tersisa? Ketimpangan yang lebih besar. Ini adalah kemajuan, yang menurut Hawking, "merusak secara sosial."
Lebih dari itu, katanya, karena internet memungkinkan orang miskin untuk memiliki kesadaran yang jauh lebih besar terhadap gaya hidup orang kaya, maka hal ini menghasilkan kebencian.
Masalahnya, menurut Hawking, terletak dalam menemukan solusi untuk kegilaan yang diciptakan manusia. Hawking melihat orang yang bekerja bersama sebagai satu-satunya pilihan.
"Kita menghadapi tantangan lingkungan yang mengagumkan: perubahan iklim, produksi pangan, kelebihan penduduk, penipisan spesies lain, wabah penyakit, pengasaman laut," katanya.
Tapi, di saat manusia menjadi semakin egois, berapa banyak yang benar-benar peduli dengan semua itu? Hawking percaya kita harus berpikir terbuka untuk menyelamatkan spesies ini.
"Dengan tidak hanya pekerjaan, tapi seluruh industri menghilang, kita harus membantu orang-orang untuk berlatih kembali untuk dunia baru dan mendukung mereka secara finansial ketika mereka melakukannya," katanya.
Bagaimana dengan imigrasi, salah satu kekhawatiran besar yang digunakan oleh para pemenang pemilu untuk membuat orang memilih mereka?
"Jika masyarakat dan ekonomi tidak dapat mengatasi tingkat migrasi saat ini," kata Hawking, "kita harus berbuat lebih banyak untuk mendorong perkembangan global, karena itu adalah satu-satunya cara bahwa jutaan migrasi akan dibujuk untuk mencari masa depan mereka di negaranya," ujarnya.
Baca:
Sejumlah Perusahaan Dukung Aksi 412, Begini Jawaban Panitia
Keluarga Djojodigdo Sumbang Rp 45 Juta untuk Ahok-Djarot
Indonesia Tekuk Vietnam 2-1, Jokowi: Awal yang Sangat Baik
CNET | ERWIN Z