Ilmuwan Teliti Keunikan Kulit Manusia, Begini Hasilnya

Reporter

Senin, 5 Desember 2016 14:21 WIB

Ilustrasi kulit kering. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kulit manusia adalah material pelindung anti-air, elastis, tahan bocor, dan terus-menerus beregenerasi. Permukaan kulit alias epidermis terbuat dari berlapis-lapis lembaran sel yang mencegah cairan merembes masuk atau keluar tubuh. Hasil studi di jurnal eLIFE pekan lalu menyebutkan sel kulit memiliki mekanisme unik untuk mempertahankan fungsinya sebagai “pelindung” tubuh, meski setiap hari ada sel yang mati dan rontok.

Paradoks terjadi saat sel-sel kulit mati dan luruh dari tubuh. Setiap jam, manusia kehilangan sekitar 200 juta sel kulit. Dalam 24 jam ada hampir lima miliar sel kulit yang rontok. Dalam setahun, manusia bisa kehilangan sekitar 3,5 kilogram sel kulit mati. Namun seluruh proses ini bisa berlangsung terus-menerus tanpa pernah ada kebocoran dalam lapisan epidermis.

Tim peneliti gabungan dari Universitas Keio, Jepang, dan Imperial College London, Inggris, mendapati bentuk sel epidermal dan kemampuannya untuk saling menempel sementara membuat kulit tetap utuh. “Sel-sel itu bisa mengubah mekanismenya untuk membuat semacam lem yang mengikat sekaligus menjaga integritas kulit kita,” kata Reiko Tanaka, peneliti dari Departemen Rekayasa Biologi di Imperial College London.

Lapisan epidermis terdiri atas lapisan sel epidermal mati yang tebal dan terus-menerus rontok. Tapi lapisan kedua di bawah epidermis ternyata hanya terbentuk dari satu lembar susunan sel epidermal yang lebih tipis. Meski bentuknya berbeda, lapisan ini tetap berfungsi sebagai pelindung yang penting bagi tubuh.

Bentuk sel epidermal adalah versi datar dari tetrakaidecahedron—bangun tiga dimensi 14 sisi yang terbuat dari enam persegi empat dan delapan heksagonal. Hal ini didapat setelah para peneliti mempelajari sel kulit dari mencit lewat mikroskop dan model matematis.

Konsep tetrakaidecahedron dilontarkan pertama kali oleh ahli fisika Skotlandia-Irlandia, William Thompson atau Lord Kelvin, pada 1887. Menurut William, tetrakaidecahedron adalah bentuk terbaik untuk membungkus obyek dan mengisi ruang dengan luas permukaan yang minimalis.

Dengan bentuk geometri unik, sel epidermal selalu bisa membentuk ikatan sangat kuat dengan sel-sel lain di sekelilingnya. Gabungan antara bentuk persegi empat dan bangun enam sisi juga memungkinkan sel untuk selalu terkoneksi satu sama lain. “Konsep abstrak yang dikembangkan Lord Kelvin lebih dari seabad lalu merupakan hal penting di alam, membantu kulit kita bekerja sebagai pelindung yang efektif,” kata Tanaka.

Sel epidermal juga memproduksi protein yang berfungsi sebagai lem sementara sebagai pengikat di antara mereka. Para peneliti menyebut ikatan ini sebagai “persimpangan yang erat”. Kombinasi bentuk sel dan formasi persimpangan itu membuat kulit dapat mempertahankan keutuhan, meski kondisinya sangat tipis.

Sel kulit baru diproduksi terus-menerus di lapisan sel epidermis terbawah. Mereka akan mendorong sel-sel tua ke atas menuju permukaan kulit. Akibatnya, sel-sel tua itu kehilangan formasi ketat mereka. Tapi formasi ketat di seluruh lapisan sel selalu terjaga dengan baik.

Adanya kesalahan dalam memproduksi protein untuk merekatkan persimpangan sel ini, menurut peneliti, yang mempengaruhi kondisi kulit para penderita eksim. Lapisan pelindung di kulit menjadi lebih lemah sehingga mudah ditembus bakteri, memicu peradangan, gatal, dan infeksi lain.

Kegagalan tubuh mengunci ruang antar-sel kulit juga dinilai sebagai faktor pemicu munculnya psoriasis. Tubuh memproduksi sel epidermal terlalu banyak yang memicu munculnya bercak-bercak tebal di permukaan kulit.

Para peneliti tengah mempelajari bagaimana ketebalan kulit terbentuk dan seperti apa keseimbangan antara pertumbuhan dan perontokan sel. Menurut Tanaka, sangat penting untuk mengetahui cara kerja kulit karena ini adalah organ terluas di tubuh. “Ketika kinerjanya tidak normal seperti pada eksim atau psoriasis, kita bisa mengetahui mekanisme penyebabnya.”

ELIFESCIENCES | IMPERIAL|GABRIEL YOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya