Bekas Tumor Ditemukan dalam Fosil Berusia 255 Juta Tahun  

Reporter

Jumat, 9 Desember 2016 16:49 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan yang meneliti tulang rahang binatang serupa mamalia bertaring tajam yang berkeliaran di Tanzania 255 juta tahun lalu menemukan kelangkaan luar biasa dalam fosil: satu tumor tertua yang diketahui.

Para peneliti University of Washington pada Kamis, 8 Desember 2016, menggambarkan tumor jinak yang terdiri atas struktur serupa miniatur gigi yang mereka temukan tertanam di sebelah akar gigi taring yang diperbesar saat mempelajari aspek tak terkait dengan rahang.

Binatang itu merupakan anggota kelompok karnivora berkaki empat yang disebut gorgonopsian, yang punya sifat gabungan serupa mamalia dan reptil.

Panjang hewan ini bisa sampai 10 kaki (tiga meter) dan muncul awal dalam evolusi garis keturunan yang mengarah ke mamalia. Tulang rahang berasal dari satu spesies gorgonopsian yang lebih kecil.

Gorgonopsian termasuk di antara predator puncak pada masa mereka, berkembang pada 270-252 juta tahun lalu ketika mereka tersapu selama masa kepunahan terburuk Bumi pada akhir Periode Permian. Kepunahan mereka terjadi sekitar 20 juta tahun sebelum dinosaurus pertama.

Ketika para peneliti memotong rahang bawah fosil dari Lembah Ruhuhu di Tanzania, mereka menemukan tumor gigi jinak yang disebut senyawa odontoma yang tumbuh di dalam gusi atau jaringan rahang lain yang lunak. Ketika orang kena tumor itu, operasi kadang dilakukan untuk mengangkatnya.

"Tidak ada indikasi bahwa ada tumor di rahang. Terlihat normal sebelum kami memotongnya. Murni keberuntungan kami menemukan tumor itu," kata paleobiologis dari University of Washington, Megan Whitney.

Sampai sekarang, jenis tumor ini hanya diketahui terjadi pada mamalia, termasuk beberapa fosil Zaman Es puluhan ribu tahun lalu.

Temuan baru yang muncul di Journal of the American Medical Association Oncology itu menunjukkan tumor semacam itu ada pada moyang mamalia yang hidup puluhan juta tahun sebelum mamalia pertama muncul.

Tumor, ganas maupun jinak, biasanya melibatkan jaringan lunak, dan jarang menjadi fosil.

"Tumor kuno umumnya perlu mempengaruhi jaringan-jaringan keras seperti tulang dan gigi supaya awet dalam fosil," kata paleobiologis dari University of Washington, Christian Sidor.

Tumor ini meliputi enamel keras dan dentin.

Beberapa fosil tumor lebih tua. Tumor pernah ditemukan pada fosil ikan berusia 300 juta tahun.

"Fosil memungkinkan kita memahami evolusi penyakit dalam waktu panjang dan berpotensi memberi kita petunjuk mengenai penyebab penyakit yang menyerang manusia," kata Whitney sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya