Pisang Antibusuk

Reporter

Editor

Kamis, 7 September 2006 14:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebagai penggemar buah-buahan, terutama pisang ambon yang legit, Fenny Martha Dwivany sering merasa kasihan melihat para penjaja buah keluarga Musaceace itu harus membuang buah yang hampir membusuk karena terlalu lama disimpan. Masalah buah yang terlalu matang dan busuk karena penyimpanan ini tak cuma dihadapi petani buah kecil, tapi juga petani skala besar untuk ekspor. "Satu buah saja matang atau busuk, satu kontainer bisa ikut membusuk," kata Fenny, peraih fellowship L'Oreal Indonesia-UNESCO for Women in Science 2006. Meskipun sudah dikemas dalam karton atau disimpan dalam ruang berpendingin, buah tetap bisa membusuk. Pisang yang terlalu matang pun penampilannya tak menarik karena kulitnya menghitam. "Kalau ada penundaan pengiriman, segala upaya untuk menunda pembusukan buah itu sama sekali tidak membantu," katanya. "Akhirnya buah tetap matang, biaya penyimpanan bertambah, dan petani rugi," ujarnya. Berawal dari angan-angan menciptakan teknologi yang bisa menghentikan proses pematangan pisang ini, Fenny memulai risetnya pada 2004. Gagasan ini kian terpicu dengan adanya penelitian rekayasa genetika terhadap tomat yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat. Meskipun sama-sama menggunakan metode rekayasa genetika, Fenny tak ingin cuma memperpanjang usia buah, tapi sekaligus mengontrol kapan proses pematangan dihentikan. Fenny memfokuskan penelitiannya pada gen buah yang mengatur produksi etilen. Gas etilen inilah yang membuat pisang mentah menjadi matang dan membusuk. Metode yang dipakai Fenny adalah menonaktifkan gen yang mengatur produksi etilen itu. Setelah buah matang dan layak dikonsumsi, produksi etilen dihentikan dengan induksi alkohol etanol konsentrasi rendah, yakni 0,01-0,08 persen. "Harapannya, gen tidak aktif etilennya berhenti," katanya. "Matangnya buah juga dihentikan, tidak akan busuk." Mojang Bandung kelahiran 18 April 1972 itu mengatakan konsentrasi alkoholnya amat rendah sehingga orang tidak perlu dikhawatirkan alkoholnya memabukkan. "Ini cuma di-spray saja. Alkohol juga gas, jadi efeknya juga cepat," kata Fenny. Fenny kemudian memodifikasi gen itu supaya bisa nonaktif dengan cara menyisipkannya ke suatu pengontrol yang bisa diatur ada-tidaknya alkohol. Begitu bertemu dengan alkohol berkadar rendah sekalipun, gen ini akan tertidur dan berhenti mensintesis etilen karena enzimnya tidak aktif. "Gen itu saya saya kembalikan ke tanaman pisang," kata Fenny. "Pisangnya nanti beda dengan pisang yang alami, jadi pisang transgenik yang telah dimodifikasi. Tapi rasanya tetap." Kepala Laboratorium Analisa Molekuler dan Kromosom Institut Teknologi Bandung ini menjamin buah pisang yang sudah dihentikan pematangannya ini tidak akan busuk, tapi rasa dan kelegitannya akan tetap sama. Metode ini telah diujinya pada tesis doktoralnya di Australia. "Nggak akan busuk kecuali kena hama, jamur, atau bakteri pembusuk," kata Fenny. "Makanya harus steril." Berapa lama tidak akan membusuk, sebulan, dua bulan, atau setahun? "Saya belum bisa menjawab, dan itu yang jadi pertanyaan besar saya juga. Sampai saat ini saya belum bisa buktikan apa-apa karena penelitian ini belum selesai," kata Fenny. Pertanyaan itu, dia melanjutkan, baru bisa terjawab paling cepat dua tahun lagi, ketika pisang transgeniknya menghasilkan buah. "Saat itu baru saya bisa jawab sampai kapan kematangan ini bisa disetop," ujar Fenny. Dia berharap bukan hanya tanaman pisang, buah-buahan klimakterik lain, seperti tomat, apel, pepaya, dan mangga, bisa diawetkan permanen dengan cara ini. Buah klimakterik adalah buah yang proses pematangannya terus berlangsung walau telah dipetik dari pohon dan pematangannya diinduksi etilen.Peneliti yang sempat pesimistis dengan masa depannya di Indonesia ini yakin teknologinya akan sangat murah bagi petani. Selain mudah diperoleh, konsentrasi alkohol cuma 0,01 persen. "Harga karbit saja kayaknya lebih mahal," katanya. Namun, Fenny paham benar masyarakat Indonesia belum bisa menerima tanaman transgenik dengan sepenuh hati. Dia menyatakan, sebelum tanaman pisang yang dapat dikontrol kematangannya ini dirilis, tentu harus diuji coba. "Uji lapangan dulu, tidak akan begitu saja dirilis ke masyarakat tanpa ada izin atau kalau tidak aman," kata Fenny. "Banyak pertimbangan, perjalanannya masih panjang," tuturnya. l TJANDRA DEWI

Berita terkait

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

1 detik lalu

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan pemeliharaan perkerasan jalan di ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Non S sejak hari ini

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

9 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

34 menit lalu

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

Cara UPN Jatim tangkal joki UTBK.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

40 menit lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

40 menit lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

40 menit lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya

Kemenag Rilis Jadwal Pemberangkatan dan Pemulangan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei

1 jam lalu

Kemenag Rilis Jadwal Pemberangkatan dan Pemulangan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei

Kementerian Agama atau Kemenag hari ini merilis jadwal pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

1 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

1 jam lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya