Penelitian Terbaru Temukan Efek Positif Kopi bagi Kesehatan

Reporter

Kamis, 26 Januari 2017 14:23 WIB

Ilustrasi minum kopi. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kafein, zat yang terkandung dalam kopi, bisa menangkal peradangan dalam proses menuju penuaan. Tapi syaratnya, tak lebih dari lima cangkir sehari. Studi tim peneliti dari Stanford University ini menjawab pertanyaan mengapa peminum kopi cenderung hidup lebih lama ketimbang mereka yang tidak minum kopi. Tentunya ini menjadi kabar menggembirakan bagi para penikmat kopi.

Penelitian yang didanai National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Ellison Medical Foundation ini menjalani beberapa tahapan studi. Pertama, para peneliti menganalisis data dari lebih 100 partisipan tentang sampel darah dan sejarah medis keluarga. Tujuannya, untuk melihat proses penuaan.

Hasil tahap pertama ini menunjukkan bahwa peserta yang lebih tua memiliki kadar protein peradangan—disebut IL-1-beta—lebih tinggi ketimbang orang muda. Di dalam kelompok orang tua pun banyak yang memiliki kadar IL-1-beta sangat tinggi.

Baca: Google Accelerator Masuk Indonesia, Apa Kelebihannya?

“Mereka punya risiko tinggi terkena hipertensi dan penyumbatan arteri lebih cepat karena peradangan,” ujar Mark Davis, anggota studi yang juga pakar mikrobiologi dan imunologi di Stanford, seperti dikutip Live Science awal pekan ini. Penelitian ini terbit dalam jurnal Nature Medicine edisi 16 Januari 2017.

Untuk melihat kaitan sebab-akibat antara protein IL-1-beta dan dampak tekanan darah tinggi, Davis dan tim kemudian melakukan studi tahap kedua terhadap tiga kelompok tikus. Satu kelompok disuntikkan protein peradangan dalam jumlah besar. Kelompok lain disuntikkan dengan jumlah normal. Grup sisanya, yang tidak diberi apa pun, berfungsi sebagai kontrol. Hasilnya, kelompok tikus dengan IL-1-beta tinggi mengalami inflamasi dan hipertensi.

Studi tahap ketiga ialah menyelidiki kelompok orang tua dengan jumlah IL-1-beta rendah. Para peneliti menemukan hubungan yang menarik, yakni kelompok tersebut menyatakan mengkonsumsi kopi secara rutin. Hal itu dibuktikan saat tim menganalisis sampel darah mereka dan melihat kandungan kadar kafein dalam darah partisipan.

Baca: Facebook Hadirkan Fitur Stories, Kini Tengah Diuji Coba

Lantas Davis dan tim kembali ke laboratorium untuk mencari hubungan sebab-akibat dari temuan tersebut. Kali ini, tim menambahkan kafein ke dalam sel imun tubuh manusia di atas cawan petri laboratorium bersama dengan protein yang dapat memicu peradangan. Menariknya, kafein ternyata mencegah IL-1-beta menyebabkan inflamasi pada sel tubuh.

“Untuk saat ini, minum kopi dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi proses inflamasi,” kata David Furman, peneliti imunologi, transplantasi, dan infeksi penyakit Stanford yang juga pemimpin studi, seperti dikutip dari laman situs kampusnya. “Tentunya, harus ada studi lebih dalam untuk melihat fungsi kopi dan kafein secara utuh.”

Tim juga berharap penelitian ini dapat memicu ilmuwan lain untuk mengembangkan obat peradangan dan hipertensi yang lebih ampuh ketimbang yang ada sekarang.

STANFORD UNIVERSITY | NATURE MEDICINE | LIVE SCIENCE | AMRI M

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya