ITS Ciptakan Pemantau Udara Berharga Lebih Murah

Reporter

Kamis, 2 Februari 2017 12:55 WIB

Logo Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (http://its.ac.id)

TEMPO.CO, Jakarta - Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara di Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan sebuah alat pemantau kualitas udara yang diklaim memiliki harga lebih murah dibanding harga di pasaran.

Kepala Laboratorium, Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM di Surabaya, Rabu menjelaskan, berdasarkan data yang diberikan oleh lima stasiun pemantau udara di Kota Surabaya, kondisi udara di Surabaya kerap melebihi baku mutu.

Keadaan tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan warga Surabaya. "Namun, data dari stasiun pemantau kerap kali hilang dikarenakan adanya kerusakan pada alat," ujar Arie.

Menurut Arie, harga alat pengukur kualitas udara saat ini berada pada kisaran Rp 2 milliar. Selain itu, biaya pembenahannya juga masih dianggap mahal. Sehingga pemerintah kota tak bisa berbuat banyak saat alat tersebut tidak bekerja dengan baik.

Hal tersebut yang menjadi dasar bagi Arie dan tim untuk menciptakan alat pemantau udara dengan harga miring.

Bersama seluruh laboran dan dua mahasiswanya, yaitu Titing Fahriza dan Qory Constantya, Arie akan terus melakukan pengembangan alat. Ia dan tim akan memasang harga Rp 80 juta hingga Rp 100 juta saat alat ini telah dipatenkan nantinya.

"Meskipun harganya jauh lebih murah, alat kami memiliki akurasi hingga 90 persen," tutur Arie meyakinkan.

Berbeda dengan alat pantau udara yang menggunakan sistem gas analyzer, alat pantau milik ITS ini menggunakan sensor. Penggunaan sensor inilah yang menyebabkan perbedaan harga dengan alat-alat yang tersedia saat ini.

"Dengan sensor electrochemical, alat ini sudah mampu membedakan polutan dalam dua jenis gas. Alat ini dapat diakses melalui situs via perangkat masyarakat," papar doktor lulusan Hiroshima University, Jepang ini.

Memasuki prototype yang ketiga, Arie mengaku tidak mendapat kendala berarti dalam merancang alat ini. Ia dan timnya juga mendapat dukungan penuh dari ITS dengan adanya dana lokal. Karena alat ini merupakan rangkaian elektronika, mereka tahu bahwa alat ini masih terus butuh pengembangan berkali-kali.

Alat ini merupakan bentuk kontribusi ITS terhadap pemerintah dan masyarakat. Harganya bisa dibilang lebih terjangkau dibandingkan alat yang saat ini beredar. "Harapannya, alat pengukur kualitas udara ini dapat dipasang di seluruh daerah di Indonesia nantinya," ujar Arie.

ANTARA

Berita terkait

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

5 hari lalu

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

Dirjen Dikti memantau pelaksanaan UTBK SNBT di ITS.

Baca Selengkapnya

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

10 hari lalu

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

ITS melantik Bambang Pramujati sebagai rektor baru periode 2024-2029, menggantikan Mochamad Ashari.

Baca Selengkapnya

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

14 hari lalu

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

22 hari lalu

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

22 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

23 hari lalu

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

33 hari lalu

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

Ini pendidikan terakhir 4 menteri Jokowi yang dipanggil MK pada sidang sengketa pilpres: Sri Mulyani, Risma, Muhadjir Effendy, Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya

Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

36 hari lalu

Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

ITS gandeng Rumah Sakit Unair untuk mengoptimalkan pemanfaatan data pasien yang relevan guna meningkatkan akurasi dan efektivitas aplikasi.

Baca Selengkapnya

Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

39 hari lalu

Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

Dua prodi bidang kedokteran ITS berfokus mengembangkan ilmu medis berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

39 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya