4 Peretas Rusia yang Paling Legendaris

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 12:59 WIB

Ilustrasi hacker. REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) masih memburu dua buron asal Rusia, yakni Yevgeny Bogachev dan Aleksey Alekseyevich Belan. Keduanya dituduh telah meretas jutaan informasi finansial milik warga negara Amerika Serikat dan mendapatkan uang jutaan dolar AS dari penjualan informasi tersebut.

FBI berjanji akan memberikan imbalan sebesar US$ 3 juta, setara dengan Rp 40 miliar, untuk siapa saja yang bisa memberikan informasi keberadaan keduanya. Jumlah tersebut merupakan hadiah terbesar yang pernah ditawarkan FBI.

Baca: Peretas Rusia Mengguncang Amerika, Siapa Sebenarnya Mereka?

Selain Bogachev, ada tiga peretas yang mewarnai konflik dunia maya antara Rusia dan Amerika. Berikut ini daftarnya, seperti dikutip dari Russia Beyond the Headlines:

1. Vladimir Levin
Tahun 1994 menjadi awal dari era Internet. Mulanya, Vladimir Levin adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan keamanan komersial pertama di Rusia. Belakangan, ia menjadi begitu terkenal setelah meretas sistem dari salah satu industri raksasa perbankan Amerika Serikat, yakni City Bank of America (Citibank). Dengan menggunakan laptop standar, Levin mampu membobol sistem keamanan paling canggih di dunia itu.

Levin bertindak hati-hati dengan mengirimkan uang dalam jumlah yang relatif kecil dari rekening perusahaan besar investor Citibank ke seluruh dunia. Jumlah total uang yang ia curi mencapai US$ 10.700.952. Namun tindakannya ketahuan. FBI pun mengeluarkan surat perintah penangkapan Levin.

Ia ditangkap di Bandara London saat dalam perjalanan penerbangan menuju Moskow, Rusia. Levin kemudian dibawa ke Amerika dan divonis 3 tahun penjara. Hingga hari ini, Levin menjadi simbol hacker Rusia karena menjadi yang pertama membobol keamanan global.

Baca: Mengintip Vlog Pertama Presiden Jokowi

2. Igor Klopov

Igor Klopov, 24 tahun, lulusan ekonomi di Moscow State University, tercatat memiliki rekening sebesar US$ 1,5 juta. Namun ia bukanlah seorang miliuner. Klopov mendapatkannya dari penjualan data keuangan para miliuner Amerika Serikat.

Ya, Klopov adalah seorang hacker. Ia dan teman-teman peretasnya membobol data keuangan miliarder Amerika dan menjualnya di dunia maya.

Klopov mendapatkan ganjarannya pada 2007. Saat itu, ia menyamar sebagai miliarder Charles Wyly dan mencoba membeli emas batangan senilai US$ 7 juta dengan cek palsu.

Cek tersebut terungkap ketika toko emas menghubungi bank untuk memverifikasi. Bank memberi konfirmasi bahwa Wyly tidak pernah menandatangani cek tersebut. Bank lalu menghubungi FBI, yang dengan cepat menggelar operasi untuk memikat Klopov ke New York, tempat ia ditangkap. Sekarang, Klopov bekerja sebagai ahli keamanan di CyberSec, perusahaan keamanan cyber yang berbasis di New York.

Baca: Ilmuwan Coba Tangkal Tsunami dengan Gelombang Suara

3. “Shaltai-Boltai”
Pada 14 Agustus 2014, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev terkejut ketika menemukan akun Twitter resminya mencuitkan konten yang aneh.

”Saya mengundurkan diri. Saya malu atas tindakan selama ini. Maaf semuanya,” demikian ditulis akun resmi Medvedev. Selanjutnya, akun tersebut menulis, “Vova, surat yang terakhir saya tulis salah. Sudah lama saya memimpikan menjadi seorang fotografer.” Vova adalah nama panggilan Presiden Vladimir Putin.

Medvedev jelas tidak menulis semua itu. Biang keroknya adalah para peretas dari kelompok Anonymous International—juga dikenal dengan Shaltai-Boltai (bahasa Rusia dari karakter fiksi Humpty Dumpty). Mereka adalah kelompok hacker paling terkenal di dunia. Sejak 2014, mereka dituding telah membocorkan isi e-mail banyak pejabat dan politikus Rusia.

Baca: Rompi Ini Bisa Membaca Emosi Hewan Peliharaan

4. Yevgeny Bogachev
Ia berasal dari Anapa, sebuah pantai di Laut Hitam, sekitar 1.450 kilometer dari Moskow. Bogachev dituduh meretas jutaan informasi finansial milik warga Negari Abang Sam dan mendapatkan uang jutaan dolar AS dari penjualan informasi tersebut. FBI menghadiahkan US$ 3 juta untuk informasi keberadaannya.

Bogachev menciptakan virus yang sama sekali baru, yang disebut GameOver Zeus (GOZ). Ia dan kelompoknya mengembangkan virus Trojan paling kuat dalam sejarah, yang mampu menyalin informasi perbankan tanpa meninggalkan jejak. Salah satu surat kabar di Inggris menyebut Bogachev tinggal di Anapa.

AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya