TEMPO.CO, Cardiff - Tsunami termasuk kekuatan alam yang paling mematikan. Lihat saja, peristiwa satu dekade silam di Samudera Hindia pada 2004 yang membinasakan lebih dari 230 ribu manusia di 14 negara setelah dipicu gempa bumi dahsyat. Dalam dua dekade terakhir, tsunami dituding sebagai penyebab hilangnya setengah juta jiwa, kehancuran luas yang berkepanjangan, dampak lingkungan yang besar, dan krisis finansial dunia.
Namun bagaimana jika kekuatan tsunami bisa dikurangi atau dihentikan sebelum mencapai daratan? Usama Kadri, peneliti Fakultas Matematika Cardiff University di Wales, melihat kemungkinan tersebut. Idenya dituangkan dalam makalah berjudul Tsunami Mitigation by Resonant Triad Interaction with Acoustic–Gravity Waves yang dimuat dalam jurnal Heliyon akhir Januari silam.
Dengan menembakkan gelombang gravitasi akustik (AGWs) pada tsunami bisa mengurangi ukuran dan energi gelombangnya yang mematikan saat tsunami berada jauh di laut. AGWs adalah gelombang suara di laut dalam yang dapat membentang hingga puluhan atau ratusan kilometer dan bergerak dengan kecepatan suara (1500 meter per detik dan frekuensi rendah 0,1-100 Hertz).
"Hingga saat ini, sedikit perhatian dicurahkan dalam usaha mengurangi dampak tsunami dan kemungkinan gelombang gravitasi akustik sebagian besar belum dieksplorasi," kata Kadri.
"Triknya adalah mengembangkan semacam kanon bawah air—atau modulator—yang mampu menghasilkan ledakan AGWs yang sering," ujar Kadri. Seperti halnya tsunami, AGWs juga dapat dipicu oleh gempa bumi dan Kadri telah menunjukkan kekuatan alam itu dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini menghadapi tsunami.
PHYS | RDMAG | UPI | NEWSER | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
Napi Korupsi Bebas Pelesiran (1): Bertemu Istri Muda
Percakapan Mesum Mirip Rizieq-Firza Husein, Asli atau Palsu?