SpaceX Kian Ambisius Setelah Falcon 9 Terbakar

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 11:41 WIB

Asap tebal dan kobaran api terlihat dari ledakan yang menghancurkan roket SpaceX Falcon 9 di Cape Canaveral, Florida, AS, 1 September 2016. Twitter.com/GirlieToNerdy/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Roket Falcon 9 terbakar saat diluncurkan dari landasan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, September tahun lalu. Namun SpaceX, produsen roket pakai-ulang itu, tak kapok. Malah perusahaan eksplorasi luar angkasa milik miliuner Elon Musk itu bakal menambah frekuensi peluncuran Falcon 9 tahun ini.

Aktivitas peluncuran SpaceX sempat dihentikan sementara menyusul kecelakaan dalam sesi uji coba rutin Falcon 9, lima bulan lalu itu. Insiden tersebut menghancurkan Amos-6, satelit komunikasi Israel senilai US$ 200 juta atau Rp 2,6 triliun. Situs peluncuran juga berantakan. Sejak itu, SpaceX baru meluncurkan satu roket pada pertengahan bulan lalu.

SpaceX masih menyimpan rencana ambisius. Kerusakan landasan di Cape Canaveral kini sedang diperbaiki. Fasilitas peluncuran baru Space X di Kennedy Space Center, sebelah utara Cape Canaveral, diperkirakan rampung pekan ini. “Kami bisa meluncurkan roket setiap 2-3 pekan,” kata Presiden SpaceX Gwynne Shotwell kepada Reuters, pekan lalu.

Selain di Cape Canaveral, SpaceX mengoperasikan fasilitas peluncuran di Pangkalan Udara Venderberg, California. Perusahaan itu juga tengah membangun situs peluncuran keempat di Texas. Pada 18 Februari, SpaceX akan mengirim kapsul kargo Dragon dengan muatan seberat 2,5 ton ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Menurut Shotwell, ongkos perbaikan landasan yang rusak sebenarnya lebih murah ketimbang membangun fasilitas peluncuran baru yang mencapai US$ 100 juta atau Rp 1,3 triliun. Jika jadwal peluncuran terpenuhi, ini bakal menjadi misi SpaceX dengan frekuensi operasional tercepat sejak roket Falcon 9 dirilis pada 2010.

Falcon 9 merupakan roket pakai-ulang yang sukses. Wahana ini menjadi alat transportasi ke orbit bumi yang lebih murah dibandingkan metode peluncuran roket sekali pakai. Ongkos Falcon 9 untuk sekali perjalanan sebesar US$ 62-140 juta atau Rp 825 miliar hingga Rp 1,8 triliun. Ongkos ini jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya operasional Sistem Peluncuran Roket (SLS) yang dipakai Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Januari lalu, Falcon 9 terbang mengirim 10 satelit milik perusahaan komunikasi Iridium ke orbit bumi. Wahana itu berhasil mendarat kembali di bumi. Ini adalah pendaratan mulus ketujuh yang dilakukan Falcon 9. Sejauh ini, Falcon 9 baru mengalami dua kegagalan dari 29 misi.

Namun SpaceX masih berkutat mengatasi masalah retakan yang ditemukan di roket Falcon 9. Para teknisi menemukan dua jenis retakan ketika mereka menguji mesin Merlin pada 2015. Shotwell meyakini retakan ini tak ada hubungannya dengan meledaknya Falcon 9 pada September lalu.

Masalah tersebut membuat NASA dan Angkatan Udara Amerika waspada dan meminta SpaceX memperbaikinya. Menurut Shotwell, SpaceX akan merancang ulang roda turbin di mesin. Perangkat baru ini akan dipasang pada November, sebelum uji terbang dengan para astronaut. Selain di bagian peluncur, SpaceX bakal memperbaiki rancangan sambungan dan selubung roket.

Transportasi luar angkasa menjadi bisnis besar bagi SpaceX. Tahun ini, perusahaan tersebut akan meluncurkan 27 roket yang membawa satelit ke orbit bumi. SpaceX memiliki daftar antrean berisi lebih dari 70 misi dengan nilai di atas US$ 10 miliar atau Rp 134 triliun. Selain itu, NASA menyewa SpaceX untuk mengirim para astronautnya ke ISS mulai tahun depan.

Federasi Pesawat Luar Angkasa Komersial—organisasi yang menaungi pembuat roket seperti SpaceX dan Blue Origin, perusahaan yang didirikan bos Amazon.com Jeff Bezos—menyatakan bakal menyokong sistem peluncuran NASA. Federasi yakin bisa mengembangkan kemampuan peluncuran sama baiknya dengan SLS tapi dengan biaya jauh lebih murah.

Menurut Ketua Federasi Alan Stern, hal tersebut memungkinkan perusahaan eksplorasi komersial mengembangkan bisnis luar angkasa, termasuk pertambangan di bulan dan asteroid. “Kami berpikir untuk jangka panjang. Ini jelas keuntungan besar dalam ekspansi bisnis penerbangan luar angkasa.”

REUTERS | SPACE | THE VERGE | GABRIEL YOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya