TEMPO.CO, Jakarta - Nama astronom dan pengajar teori astrofisika di Institut Teknologi Bandung, Premana Premadi, diabadikan pada sebuah asteroid. Berdasarkan data dari International Astronomical Union (IAU), asteroid itu dinamakan 12937 Premadi.
"Diameter asteroidnya 10 kilometer," kata Premana, Minggu 9 April 2017. Premana mengatakan, asteroid tersebut bukan temuannya. Asteroid itu merupakan temuan astronom Belanda pada 24 September 1960, yaitu pasangan suami istri C. J. van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld, dan T. Gehrels.
"Saya kenal dengan Ingrid karena pernah berasosiasi di Leiden, University Belanda," katanya.
Kosmolog wanita kelahiran 1964 tersebut mengaku tidak banyak mengetahui soal asteroid. Penamaan asteroid, menurut Premana, merupakan suatu bentuk cara untuk mengenalkan. "Penamaan itu mesti diusulkan dan dirundingkan oleh orang-orang tertentu di IAU," katanya.
Penamaan asteroid itu juga tidak hanya berlandaskan perkenalan antar astronom, melainkan kiprah astronom di bidangnya. "Kontribusi saya dianggap di bidang pendidikan. Mungkin dampaknya tidak langsung sekarang tapi nanti," ujar dia.
Premana mengetahui kabar itu beberapa hari lalu. Adapun namanya resmi dipakai untuk sebuah asteroid pada Maret 2017. Selain kaget dan bangga, ia merasa senang. Astronom dari berbagai negara pun menyampaikan ucapan selamat atas penamaan asteroid tersebut.
Sebelumnya pada 2011, empat asteroid diberi nama astronom Indonesia dari ITB. Yakni para mantan Direktur Observatorium Bosscha di Lembang: Bambang Hidayat, Moedji Raharto, Dhani Herdiwidjaya, dan Taufiq Hidayat.
Asteroid itu dinamakan 12176 Hidayat, 12177 Raharto, 12178 Dhani, serta 12179 Taufiq.
Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu
17 jam lalu
Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu
Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.
