Konferensi Sains di Vatikan: Kutipan 5 Paus Soal Ilmu Pengetahuan
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Rabu, 10 Mei 2017 14:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan menggelar konferensi sains di Observatorium Vatikan Castel Gandolfo di Roma. Konferensi ini akan menghadirkan banyak kosmologi dan astrofisikawan terkemuka di dunia sebagai pembicara, seperti Roger Penrose dari Universitas Oxford, Inggris, dan Andrei Linde dari Universitas Stanford, Amerika Serikat.
Konferensi yang akan berlangsung selama sepekan, 9-12 Mei 2017, ini akan membicarakan teori pembentukan alam semesta, seperti Big Bang, gelombang gravitasi, singularitas waktu, dan lubang Hitam. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan kepada pemikiran Georges Lemaître. Dia adalah imam, astronom, dan profesor fisika di Universitas Katolik Leuven.
Baca: Jaringan Teleskop Hawaii hingga Antartika Lacak Rupa Lubang Hitam
Pertemuan ini merupakan upaya Vatikan untuk mengokohkah kontribusi sains dalam pembangunan kemanusiaan. "Sudah bukan waktunya lagi mempertentangkan sains dengan doktrin agama," demikian pernyataan Vatikan seperti dikutip dari laman berita The Independent, Selasa, 9 Mei 2017.
Vatikan memang semakin membuka diri kepada banyak kemungkinan, termasuk sains. Hal itu terlihat dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh Paus Fransiskus pada 2014. Kala itu, dia menyatakan, "Tuhan bukan penyulap dengan tongkat sihir. Teori Big Bang itu nyata."
Baca: Paus: Selamatkan Jiwa Anakmu, Jauhkan Gadget
Tonggak pertama Vatikan mendukung sains dilakukan pertama kali pada 1891. Saat itu, Paus Leo XIII mendirikan Obersvatorium Vatikan. Di observatorium yang didirikan Paus Leo itulah konferensi digelar. Berikut beberapa kutipan populer dari para Paus soal sains yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Paus Leo XIII (1810-1903)
"Gereja dan para pastornya tidak menentang ilmu pengetahuan yang sejati dan solid. Kami merangkulnya, mendorongnya, dan memajukannya dengan dedikasi sepenuh mungkin," Paus Leo XIII saat pidato pendirian Observatorium Vatikan pada 14 Maret 1891.
2. Paus Pius XII (1939-1958)
"Ilmu pengetahuan sejati ialah menemukan bukti-bukti yang semakin membuat derajat Tuhan kian tinggi. Tuhan menanti di belakang setiap pintu yang dibukakan oleh ilmu pengetahuan," pidato Paus Pius dalam Pontificial Academy of Science, 22 November 1951.
"Ilmu pengetahuan menemukan Sang Pencipta dalam jalannya, filsafat, dan terlebih lagi dalam wahyu. Ketiganya adalah alat kebenaran, seperti berkas sinar matahari yang sama, mengkontemplasikan hakikat hidup, menggambarkan detail dari Sang Pencipta," Paus Pius XII dalam The Question of Microeisms.
3. Paus Yohanes Paulus II (1920-2005)
"Iman dan akal budi seperti dua sayap ruh yang membawa manusia naik menuju kontemplasi kebenaran. Dan Tuhan, menempatkan di dalam hati manusia keinginan untuk mengenali kebenaran-kebenaran dengan banyak cara," Paus Yohanes Paulus II.
"Ilmu pengetahuan dapat memurnikan agama dari kesalahan dan tahayul. Begitu pun agama, bisa memurnikan ilmu pengetahuan dari pemberhalaan dan kemutlakan. Keduanya mengisi yang lain," Surat Paus Yohanes Paulus II kepada George Coyne, Direktur Observatorium Vatikan.
Baca: Mendiang Paus Selangkah Lagi Mencapai Kesucian
4. Paus Benediktus XVI (2005-2013)
"Iman tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, melainkan saling bekerja sama. Agama dan ilmu pengetahuan bersama-sama menawarkan kriteria fundamental untuk memastikan kebaikan yang universal," Paus Benediktur VXI dalam General Audience, 21 November 2012.
Baca: Paus Benediktus: Tuhan Minta Saya Mundur
5. Paus Fransiskus
"Tuhan bukan penyulap dengan tongkat sihir. Teori Big Bang itu nyata," Paus Fransiskus pada 2014.
AMRI MAHBUB