Data Perusahaan Hingga Bandara Rawan Peretasan Tiap Hari

Reporter

Kamis, 18 Mei 2017 23:00 WIB

ilustrasi hacker. crashonline.gr

TEMPO.CO, Paris - Data bandara sampai perusahaan rawan diretas dan hampir terjadi setiap hari di seluruh dunia, menurut Erwan Keraudy, pendiri dan CEO CybelAngel--spesialis bidang keamanan siber.



Sebagai perusahaan yang memberikan solusi analisis Big Data yang melacak celah kelemahan yang dimanfaatkan oleh para peretas, CybelAngel menemukan kebocoran dokumen-dokumen sensitif serta tanda-tanda serangan siber terhadap perusahaan-perusahaan.


"Kami mendeteksi 4,3 miliar IP addresses, 1 miliar dokumen setiap hari, dan mendeteksi connected devices," ungkap Erwan, ditemui di kantornya di kawasan Montmartre, Paris, Selasa (16/5) waktu setempat.


Perusahaan Erwan yang dibentuk bersama adiknya Stevan Keraudy baru berdiri sejak tahun 2013, namun telah berkembang pesat karena ancaman kebocoran data semakin tinggi.


Kliennya berasal dari berbagai belahan dunia, yang merupakan perusahaan-perusahaan besar. Di Prancis, 50 persen dari 40 perusahaan terbesar merupakan kliennya.


"Kami menemukan data perusahaan-perusahaan tersebut tidak aman dengan bagaimana mereka memproteksinya. Kami juga mengembalikan data-data yang bocor hanya dalam waktu beberapa jam," ujarnya.


Kebocoran data yang kerap terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, seperti yang diungkap Erwan, cukup mencengangkan.


Sebagai contoh, informasi data-data di bandara di banyak negara begitu mudah diretas dan bocor, yang bisa sangat berbahaya jika itu dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab, seperti teroris.


"Makanya kami punya hubungan sangat baik dengan polisi-polisi di dunia," katanya.


Ia juga menemukan "blue print" sebuah bank terbesar di Eropa, tanpa mau menyebutkan nama bank tersebut. Ia juga mengungkapkan kebocoran "blueprint" sebuah satelit, dan masih banyak lagi.


"Dan 90 persen kebocoran data itu biasanya disebabkan oleh pihak ketiga, seperti supplier atau karyawan. Sering kali bukan karena mereka bermaksud jahat, tetapi mereka hanya orang-orang yang tidak mengerti kalau sudah membocorkan data," jelas Erwan.


"Ada kasus kebocoran data sebuah perusahaan aircraft, perusahaan yang sangat besar. Bagaimana itu bisa terjadi pada perusahaan besar? Setelah kami lacak, data tersebut bocor di Taiwan dari sebuah perusahaan kecil yang merupakan partner mereka yang mengerjakan salah satu perangkat pesawat," ungkapnya.


Kebocoran data, tegasnya, tidak akan pernah berhenti.


"Ibarat penyakit, kami ini hanya seperti dokter. Semua perangkat punya kelemahan, kami hanya open servers, cari kelemahan tersebut dan membersihkannya. Tetapi para peretas mempunyai kunci, maka harus selalu waspada," kata Erwan yang memasang tarif minimal 150.000 euro per perusahaan itu.


Menurut Erwan, pemerintah bisa berperan mengurangi praktik kebocoran data lewat kebijakan mereka. Seperti yang diterapkan di Eropa, kebijakan yang disebut GDPR, memberikan pinalti kepada perusahaan yang berusaha meretas data dari perusahaan lain dengan denda 4 persen turnover dari seluruh grup perusahaan tersebut di seluruh dunia.

ANTARA

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

4 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

11 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

17 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

20 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

28 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

28 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya