Peneliti Ungkap Rahasia Genetik Orang Mesir Kuno

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 31 Mei 2017 11:14 WIB

Mumi Berusia 3000 Tahun Ditemukan di Makam Mesir. Foto: Kementerian Barang Antik Mesir

TEMPO.CO, Jakarta - DNA dari mumi-mumi yang ditemukan di sebuah situs yang pernah dikenal dengan pemujaan pada dewa alam baka Mesir mengungkap pengetahuan menarik mengenai orang-orang Mesir kuno, termasuk temuan mengejutkan bahwa mereka memiliki sedikit hubungan genetik dengan sub-Sahara Afrika.

Para ilmuwan pada Selasa, 30 Mei 2017, mengatakan mereka meneliti data genom dari 90 mumi dari situs arkeologi Abusir el-Malek yang berada sekitar 115 kilometer di selatan Kairo dalam studi genetik mengenai orang Mesir kuno yang paling canggih yang pernah dilakukan.

Baca: Museum Mesir akan Pamerkan 160 Ribu Artefak Kuno

DNA diekstrak dari gigi dan tulang mumi dari kuburan besar yang berhubungan dengan dewa berkulit hijau Osiris. Yang paling tua berasal dari masa sekitar 1388 SM selama periode Kerajaan Baru, satu titik tinggi dalam pengaruh dan budaya Mesir, sementara yang paling kini berasal dari sekitar tahun 426, berabad-abad setelah Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Roma.

"Sudah banyak diskusi mengenai leluhur genetik orang Mesir kuno," kata arkeolog Johannes Krause dari Max Planck Institute for the Science of Human History di Jerman, yang memimpin studi yang diterbitkan di jurnal Nature Communications.

"Apakah orang Mesir modern keturunan langsung orang Mesir kuno? Adakah kesinambungan genetik di Mesir sepanjang waktu? Apakah penjajah asing mengubah susunan genetik: misalnya saja, apakah orang mesir menjadi lebih 'Eropa' setelah Alexander Agung menaklukkan Mesir?" tambah Krause.

Baca: Makam Pekerja Mesir Kuno Ditemukan, Tulangnya Ungkap Hal Menarik

"DNA kuno bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Genom menunjukkan bahwa tidak seperti orang Mesir modern, orang Mesir kuno hanya punya sedikit sampai tidak ada kekerabatan dengan populasi sub-Sahara Afrika, beberapa di antaranya seperti orang Ethiopia kuno yang diketahui punya interaksi signifikan dengan Mesir.

Hubungan genetik yang paling dekat mereka adalah dengan orang-orang Timur Jauh kuno, yang membentang dari Irak dan Turki, serta Israel, Yordania, Suriah dan Lebanon.

Mesir yang berada di Afrika Utara, di persimpangan jalan benua dalam dunia Mediterania kuno, selama ribuan tahun sesumbar sebagai salah satu peradaban paling maju berdasarkan peninggalan sejarahnya, dan dikenal dengan keperkasaan militer, arsitektur menakjubkan yang meliputi piramida besar dan kuil suci, seni, hieroglif dan pantheon dewa.

Mumifikasi digunakan untuk mengawetkan jasad orang yang meninggal untuk kehidupan di alam baka. Mumi-mumi dalam studi itu merupakan mumi orang-orang kelas menengah, bukan bangsawan.

Para peneliti menemukan kesinambungan genetik dalam rentang antara Kerajaan Baru dan masa Roma, dengan jumlah leluhur sub-sahara meningkat secara substansial sekitar 700 tahun lalu dengan alasan yang belum jelas.

"Tidak ada perubahan yang tidak terdeteksi dalam 1.800 tahun sejarah Mesir," kata Krause. "Perubahan besar terjadi antara saat itu dan sekarang."

ANTARA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya