TEMPO.CO, Florida - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkenalkan 12 orang astronot baru mereka. Astronot baru lulusan kelas ke-22 NASA ini dikenalkan ke publik pada konferensi pers di Johnson Space Center, Rabu lalu. Wakil Presiden Mike Pence hadir dalam sesi tersebut.
Astronot baru NASA ini terdiri dari lima perempuan dan tujuh laki-laki yang berumur dari 29-42 tahun. Mereka mewakili 10 negara bagian yang berbeda. Profesinya berasal dari segala bidang. Ada yang akademisi, dokter, anggota militer, bahkan mantan nelayan. Satu hal yang kesamaan: prestasi di bidang masing-masing.
Baca: NASA Temukan Lubang Misterius di Mars
"Kesuksesan penerbangan ruang angkasa adalam kesuksesan tim," kata Direktur Johnson Center NASA, Ellen Ochoa, seperti dikutip dari laman Popular Science.
Astronot baru NASA di Johson Space Center. (Foto: Popular Science)
Pengumuman penerimaan kelas astronot NASA pada 25 Mei lalu sangat dirahasiakan. Anggota baru hanya boleh memberitahukannya kepada masing-masing keluarga mereka. Sebanyak 12 astronot tersebut merupakan orang-orang terpilih dari 18.353 aplikasi. Artinya, kemungkinan diterima per orangnya hanya 0,05 persen.
Kelas astronot NASA dimulai sejak 2013. Kelas ini menarik 6.000 pelamar, jumlah yang relatif kecil dengan aplikasi kemarin. Aplikasi dibuka dari seluruh 50 negara bagian Amerika.
Menurut Brandi Dean, juru bicara Johnson Space Center, NASA tidak tahu sama sekali kenapa aplikasi tahun ini melonjak drastis. "Banyak orang bersemangat untuk mengeksplorasi ruang angkasa," kata Dean.
Baca: NASA akan Kirim Misi untuk Eksplorasi Atmosfer Matahari
Dalam sambutannya, Mike Pence menyatakan pernah memimpikan menjadi seorang astronot saat kecil. "Melihat ke-12 astronot muda NASA ini, saya optimistis Amerika akan unggul dalam eksplorasi ruang angkasa," ujar Pence.
POPULAR SCIENCE | AMRI MAHBUB
Berita terkait
Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel
10 jam lalu
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.
Baca SelengkapnyaKandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina
10 jam lalu
Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaPengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles
15 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta
16 jam lalu
Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah
Baca SelengkapnyaProtes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April
16 jam lalu
Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina
Baca SelengkapnyaAS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
16 jam lalu
Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza
Baca SelengkapnyaMengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS
19 jam lalu
Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.
Baca SelengkapnyaRangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank
1 hari lalu
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.
Baca SelengkapnyaVirus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama
1 hari lalu
FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung
Baca SelengkapnyaFakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat
1 hari lalu
ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.
Baca Selengkapnya