Ketika Dinosaurus Punah, Katak sempat Menguasai Bumi

Reporter

Selasa, 4 Juli 2017 12:29 WIB

The Titicaca katak atau lebih dikenal sebagai Katak Skrotum yang ditemukan di perbatasan Peru dan Bolivia. Katak ini termasuk dalam sejumlah binatang yang memiliki wajah terjelek didunia. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kepunahan massal yang menimpa dinosaurus membuka jalan bagi katak untuk mengambil alih planet bumi. Hal itu terungkap dari sebuah studi terbaru.

David Blackburn, asisten kurator amfibi dan reptil di Museum Sejarah Alam Florida Universitas Florida, bersama sejumlah rekannya meneliti 95 gen dari 156 spesies katak berbeda. Hasilnya membuat Blackburn terpesona. “Penemuan ini sangat tak terduga,” kata dia.

Katak diketahui telah mengambil keuntungan dari lubang-lubang besar di dalam ekosistem yang ditinggalkan makhluk-makhluk yang punah karena jatuhnya asteroid di bumi. “Katak telah ada sejak lebih dari 200 juta tahun, tetapi studi ini menunjukkan baru setelah kepunahan dinosaurus, kita memiliki ledakan keragaman katak yang menghasilkan sebagian besar katak yang kita lihat sekarang,” kata David Blackburn.

Dinosaurus menguasai planet sekitar 175 juta tahun, selama periode yang dikenal sebagai Era Mesozoikum. Kemudian, sekitar 65 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid besar menghapuskan mereka.

Sementara itu, katak ada sejak seitar 200 juta tahun yang lalu, tetapi bagaimana dan tepatnya spesies katak ini muncul dan terdiversifikasi masih buram. Bebarapa studi menunjukkan keluarga katak yang utama--Hyloidea, Microhylidae, dan Natatanura--terdiversifikasi pada era Mesozoikum.

Blackburn dan kolega-koleganya melakukan studinya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka mengkombinasikan data temuan mereka dengan data sebelumnya yang memuat 145 spesies katak lainnya.

Dari kedua data tersebut, mereka menciptakan sebuah pohon evolusi yang memetakan sejarah dari seluruh keluarga katak. Kemudian, tim tersebut meniru fosil-fosil katak untuk menandai perubahan genetik katak pada titik-titik waktu tertentu.

Berdasarkan laporan peneliti pada 3 Juli dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti menemukan tiga keluarga katak yang utama terdiversifikasi pada waktu yang sama. Ternyata, ledakan spesies katak dan diversifikasi keluarga katak yang utama, terjadi tepat bada batas KT (batas antara periode Kapur dan Paleogen) segera setelah dinosaurus punah.

Menurut salah satu peneliti, David Wake, ahli biologi evolusioner Universitas California, Berkeley, meskipun penemuan terbaru soal katak ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya, tetapi penelitian ini tetap masuk akal karena banyak sekali lubang-lubang dalam ceruk ekologi yang dikosongkan oleh dinosaurus dan spesies lain yang terdampak.

“Kami pikir dunia menjadi cukup miskin akibat kejadian pada KT, dan ketika vegetasi kembali, angiosperma mendominasi. Itulah saat ketika pohon berevolusi hingga berbunga penuh,” kata Wake. “Katak mulai menjadi arboreal. Itu adalah arboreality yang menyebabkan radiasi besar khususnya di Amerika Selatan.”

LIVE SCIENCE | NUR QOLBI | NS

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya