Hasil Riset: Kencan Digital Kerap Merugikan Perempuan
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Selasa, 11 Juli 2017 11:10 WIB
TEMPO.CO, California - Kencan digital menjadi trend remaja milenial saat ini. Masalahnya, dalam hubungan cinta yang dipermudah oleh media sosial itu bisa juga terjadi pelecehan atau yang dikenal dengan istilah digital dating abuse (DDA).
Itulah yang terungkap dalam riset terbaru yang digelar oleh peneliti Universitas Michigan dan Universitas California, Santa Barbara, Amerika Serikat. "Meski pelecehan kencan digital berpotensi membahayakan semua remaja, masalahnya gender," kata Lauren Reed, peneliti utama Universitas California, Santa Barbara, Amerika Serikat. Maksudnya, pelecehan kencan digital jauh lebih banyak terjadi pada remaja perempuan ketimbang remaja laki-laki.
Hasil riset ini terbit di Journal of Adolescence, akhir Juni lalu. Pelecehan kencan digital (DDA) mencakup penggunaan media digital, termasuk telepon seluler dan Internet. Biasanya pelaku akan mengontrol, mengancam, melecehkan, menekan, atau memaksa pasangan kencan. Riset ini meneliti dampak gender terhadap pengalaman siswa sekolah menengah atas tentang perilaku kencan digital tersebut.
Baca: Jusuf Kalla Hadiri Peluncuran Al-Quran Digital
Tim melibatkan 703 siswa sekolah menengah atas di Midwestern, Amerika Serikat. Mereka diminta melaporkan frekuensi pelecehan kencan digital, jika mereka terganggu oleh insiden terbaru, dan bagaimana tanggapan mereka.
Dalam kurun waktu yang ditetapkan, yakni Desember 2013 dan Maret 2014, mereka juga diminta untuk menunjukkan frekuensi mengalami beberapa perilaku digital bermasalah dengan pasangan berkencan, termasuk "menekan saya untuk melakukan hubungan seks" atau "mengirim foto telanjang", mengirim pesan yang mengancam, melihat informasi pribadi untuk memeriksa saya tanpa izin, dan memantau lokasi dan kegiatan.
Hasilnya menunjukkan, bahwa meski remaja perempuan dan remaja laki-laki mengalami DDA dengan tingkat frekuensi yang sama (kecuali pemaksaan seksual), remaja perempuan melaporkan bahwa mereka lebih terganggu oleh perilaku ini.
Anak perempuan juga mengekspresikan tanggapan emosional yang lebih negatif terhadap viktimisasi DDA daripada anak laki-laki. "Temuan ini menunjukkan bahwa pengalaman dan konsekuensi DDA mungkin sangat merugikan anak perempuan," ujar Lauren Reed.
Baca: Perempuan Masih Tertinggal di Dunia Digital
Selanjutnya: Anak laki-laki sering kali memperlakukan...
<!--more-->
Richard Tolman, peneliti Universitas Michigan, mengatakan anak laki-laki sering kali memperlakukan anak perempuan sebagai obyek seksual. Ini yang berkontribusi pada tingkat pemaksaan seksual yang lebih tinggi.
"Karena anak laki-laki merasa memiliki kekuasaan seksual lebih besar terhadap anak perempuan selama kencan digital berlangsung," ujar dia. Anak perempuan lebih banyak lagi menjadi korban kekerasan pemaksaan seksual digital.
Di sisi lain, baik perempuan maupun laki-laki sama-sama memiliki tingkat yang sama dalam hal pemantauan digital dan kontrol, dan agresi langsung digital. Itu terjadi ketika hubungan tidak selalu mulus, bahkan sebaliknya, kerap diwarnai konflik.
Baca: Dorong Ekonomi Digital, Pakar: Perlu UU Perlindungan Data Pribadi
Saat dihadapkan dengan agresi langsung, seperti ancaman dan penyebaran rumor, anak perempuan menanggapi dengan mem-blocking komunikasi dengan pacarnya. Anak laki-laki menanggapi dengan cara yang sama ketika mereka mengalami pemantauan digital dan mengontrol perilaku.
Anak perempuan, di sisi lain, menurut Richard Tolman, lebih memprioritaskan hubungan, yang dapat menyebabkan rasa cemburu dan posesif lebih terhadap pacarnya. Dengan demikian, mereka mungkin lebih cenderung memantau aktivitas anak laki-laki.
Riset serupa empat tahun lalu yang digelar oleh Urban Institute Washington juga menunjukkan satu dari empat remaja yang melakukan kencan digital dilecehkan secara online atau melalui teks oleh pacarnya. Teknologi baru, media sosial, teks, telepon pintar, dan surel memberi jalan lain bagi para peleceh untuk mengontrol, mengancam, dan memaksa pacarnya tanpa saling bertatap muka.
Baca: Dukung Ekonomi Digital, Coworking Indonesia Gandeng Hypernet
Simak berita menarik tentang kencan digital lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
SCIENCE DAILY | SCIENCE DIRECT | NCDSV | AHMAD NURHASIM