Elon Musk dan 115 Tokoh Surati PBB untuk Melarang Robot Pembunuh

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 21 Agustus 2017 08:47 WIB

Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY

TEMPO.CO, San Francisco - Bos SpaceX Elon Musk, pendiri Google DeepMind Mustafa Suleyman, dan 114 ahli kecerdasan buatan (AI) dan robot terkemuka lainnya telah bergabung bersama untuk meminta PBB melarang penggunaan robot pembunuh dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan hari ini.

Baca: Elon Musk Bandingkan Kecerdasan Buatan dan Korea Utara

Kelompok ini prihatin tentang potensi penggunaan senjata otonom mematikan dan bagaimana penerapannya di masa depan, dan mereka menerbitkan sebuah catatan singkat yang dikeluarkan oleh Future of Life Institute.

Teks tersebut dipublikasikan untuk memulai pembukaan International Joint Conference on Artificial Intelligence (IJCAI 2017) di Melbourne, Australia, menurut sebuah siaran pers yang dikutip Mashable, Senin 21 Agustus 2017.

Senjata otonom mematikan mengacu pada pesawat tak berawak, senapan mesin otonom, tank, dan bentuk persenjataan lainnya yang dikendalikan oleh AI di medan perang generasi berikutnya.

Musk terkenal khawatir akan potensi AI berbuat buruk, dan baru-baru ini menyebutnya sebagai ancaman terbesar yang kita hadapi sebagai sebuah peradaban, bahkan di atas senjata nuklir.

Surat terbuka tersebut merupakan untuk pertama kalinya bagi kelompok perusahaan AI dan robotika bergabung dengan petisi PBB khususnya tentang senjata otonom, menurut rilis tersebut.

Baca: Kecerdasan Buatan Kalahkan Jagoan Game DOTA 2, Elon Musk Sesumbar

Review Conference of Convention on Conventional Weapons PBB telah sepakat untuk meluncurkan diskusi formal mengenai larangan senjata otonom, dan 19 dari negara-negara anggota telah mendukung pelarangan robot pembunuh secara langsung. Kelompok Elon Musk tersebut dijadwalkan untuk bertemu pada 21 Agustus, namun sempat tertunda sampai November, menurut Fortune.

MASHABLE | ERWIN Z

Berita terkait

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

5 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

20 jam lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

1 hari lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya