TEMPO.CO, Jakarta - Hasil mesin deteksi ESET di seluruh dunia baru-baru ini menyebutkan Indonesia termasuk salah satu negara yang paling parah terinfeksi oleh malware Joao. Hal ini menjadi sorotan ESET, perusahaan pengembang perangkat lunak keamanan.

Baca: Sistem Isolasi Malware Web ISLA Diluncurkan

Malware Joao sendiri didistribusikan melalui games komputer yang diterbitkan oleh situs-situs tidak resmi. Ancaman baru ini dideteksi ESET sebagai Win32/Joao.A.

“Penyebab utama terjadinya penyebaran Jaoa yang meluas tidak hanya disebabkan oleh tingginya jumlah pemain yang menggunakan game bajakan dan mengunduh file dari sembarang tempat, tetapi juga akibat kurangnya kesadaran pengguna tentang pentingnya keamanan siber,” ujar Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, Senin 28 Agustus 2017.

Selain itu, adanya pendapat antivirus memperlambat akses game turut menjadi andil pemain game menonaktifkan antivirus saat bermain dan menyebabkan munculnya kerentanan perangkat komputer mereka. “Padahal saat ini sudah ada mode gamer (Gamers Mode) yang tidak akan memberatkan kinerja komputer atau menurunkan kemampuannya,” tambah Yudhi.

Untuk membantu gamer di tanah air, Yudhi memberikan saran bagaimana cara mengetahui apakah perangkat komputer yang digunakan telah terinfeksi oleh malware Joao atau belum, yaitu dengan cara melakukan pencarian pada file bernama "mskdbe.dll".

Baca: Malware Ini Bertahun-tahun Infeksi Komputer Mac Tanpa Terdeteksi

Jika dari hasil pencarian ditemukan file tersebut, kemungkinan besar komputer telah terinfeksi oleh malware Joao. Namun jika tidak ditemukan, bukan berarti secara otomatis telah terbebas dari malware spionase ini. Karena pelaku dapat saja mengganti nama file kapan saja dia mau. Oleh karena itu, pengguna disarankan menggunakan antivirus yang dilengkapi Gamers Mode serta komprehensif untuk serangan lain seperti ransomware.

ERWIN Z