Rekor Rekaman Video Terdalam di Laut, Temukan Ikan Siput
Editor
Erwin prima
Selasa, 29 Agustus 2017 16:09 WIB
TEMPO.CO, Tokyo -Sebuah kamera yang dioperasikan oleh sebuah tim di atas kapal penelitian Jepang Kairei telah menangkap rekaman terdalam kehidupan di Palung Mariana, yang menunjukkan seekor 'ikan siput' bercahaya 8.178 meter di bawah permukaan laut.
Baca: Darah, Rahasia Paus Bisa Menyelam Lama di Laut
Dalam pengamatan yang memecahkan rekor tersebut, para periset melihat adanya organisme laut dalam yang tidak biasa, terpikat dengan ikan tenggiri yang diikat ke rig, dan setelah lebih dari 17 jam merekam kejadian itu, seekor ikan siput muncul, tampak tersenyum ke kamera.
Pemandangan yang luar biasa dari kedalaman 8.173 meter melebihi rekor sebelumnya sebesar 26 meter, yang memungkinkan periset untuk mengintip ke daerah yang mendekati titik terdalam di mana ikan dapat bertahan.
Upaya tersebut, yang dipimpin oleh Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) dan Japan Broadcasting Corporation (NHK) membuat rekaman di dua kedalaman di Palung Mariana: pada 7.498 meter dan pada 8.178 meter.
Para periset menggunakan ikan tenggiri, yang ditempatkan di depan kerangka pendaratan, sebagai umpan untuk makhluk laut dalam, lalu menunggu untuk melihat apa yang tampak.
Amphipods adalah yang pertama muncul di kedua kedalaman, menurut tim. Kemudian, pada 7.498 meter, ikan siput muncul 3 jam dan 37 menit kemudian, meningkat dalam jumlah seiring waktu.
Tim juga melihat amphipod raksasa di 7.498 meter. Di lokasi yang lebih dalam, snailfish jauh lebih langka.
Amphipods yang tak terhitung jumlahnya dapat dilihat pada ikan tenggiri dalam cuplikan pada kedalaman ini, namun dibutuhkan waktu 17 jam 37 menit untuk satu ikan siput tunggal untuk muncul.
Menurut para peneliti, ikan siput yang diamati pada cuplikan baru inilah yang dikenal dengan nama Mariana snailfish. Ini sebelumnya diketahui ada di kedalaman 6.198-8.076 m. Jenis snailfish lainnya, yang dikenal sebagai Ethereal snailfish, hidup antara 7.939-8.145 m.
Mengamati organisme dalam ini telah lama menjadi tantangan, karena ”tekanan sangat tinggi di parit laut dalam telah mencegah pengambilan sampel serta rekaman video,” JAMSTEC menjelaskan.
Untuk menangkap pemandangan terdalam, para periset menggunakan pesawat hadal (arena laut di bawah 6.000 meter) kompak desain baru yang dilengkapi dengan kamera video 4K.
Dan, dengan menggunakan sensor konduktivitas, suhu, dan tekanan pada pendaratan, mereka dapat menentukan seberapa dalam perangkat telah melakukan perjalanan.
Baca: Kontroversi Kutu Laut Pelahap Kaki Remaja di Australia
Ke depan, para periset berencana mengumpulkan dan menganalisis sampel dalam upaya untuk lebih memahami kehidupan 5 mil di bawah permukaan laut.
DAILY MAIL | ERWIN Z