Idul Adha, Indonesia Bisa Lihat Asteroid Florence
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Jumat, 1 September 2017 14:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asteroid Florence besar akan melintas dekat dengan bumi tepat pada Idul Adha, 1 September 2017. Asteroid selebar 4,3 kilometer, atau setengah dari ketinggian Gunung Everest, akan melintas dalam jarak 7 juta kilometer. Jarak tersebut 18 kali jarak antara bumi dan bulan.
Seperti dilansir laman Daily Mail, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut asteroid ini merupakan asteroid terbesar yang pernah melintas paling dekat dengan bumi. Tentunya, fenomena ini membuka kesempatan untuk kembali mengungkap misteri antariksa.
Meski terdengar cukup mengkhawatirkan bagi bumi, tapi NASA memastikan asteroid ini tak ada menabrak Planet Biru kita. "Bumi aman," kata Paul Chodas, Kepala Center for Near-Earth Object NASA, seperti dikutip dari laman Daily Mail, Kamis, 31 Agustus 2017.
Baca: Libur Panjang Idul Adha, Tol Jakarta-Cikampek Mulai Padat
Mengutip laman Langit Selatan, laman pegiat astronomi amatir, asteroid ini bisa diamati dari Indonesia. Waktu yang tepat untuk pengamatan nanti malam pada pukul 19.06 WIB. Bisa diamati menggunakan teleskop kecil.
Arahkan teleskop Anda ke arah utara. Florence akan tampak bergerak pelan, sehingga pengamatan masih mungkin dilakukan hingga dini hari. Asteroid ini akan terbang lambat di antara konstelasi Aquarius dan Aquila.
Meski sangat dekat dengan bumi, asteroid ini tidak berbahaya untuk bumi. Kalau Anda tinggal di Australia, Selandia Baru, dan sekitarnya, asteroid ini akan terlihat sangat jelas pada Jumat malam waktu setempat. Begitu pun dengan Eropa.
Baca: Idul Adha 2017, KRL Sepi Penumpang pada Pagi Hari
Asteroid yang memiliki nama resmi 1981 ET3 ini pertama kali ditemukan pada 1981 oleh pemburu asteroid Schelte J Bus pada malam 2 Maret 1981. Asteroid 1981 ET ini mengorbit Matahari setiap 859 hari sekali.
Namun, kejadian dekatnya 1981 ET ini dengan bumi adalah kejadian yang sangat langka. Setelah tanggal 1 September 2017, asteroid ini tak akan mendekat lagi ke Bumi hingga tahun 2500.
Nama Florence diambil dari penemu ilmu keperawatan modern abad ke-19, Florence Nightingale.
Baca: Idul Adha, Masjid Al Azhar Potong 650 Hewan Kurban
Ilmuwan akan menggunakan Goldstone Solar System Radar yang ada di California dan Observatorium Arecibo di Puerto Rico untuk mengamati fiturnya dari dekat. Tingkat detailnya mencapai 10 meter persegi. Diharapkan ukuran pastinya bisa dihitung.
Para ilmuwan juga akan menghitung kemungkinan berubahnya jalur lintasan Florence ini. Sebab, bisa saja pada "kunjungan" selanjutnya menuju bumi, lintasan asteroid ini akan berubah dan berpotensi mengancam kehidupan.
Datangnya asteroid kerap dihubungkan dengan kepunahan, terlebih asteroid berukuran besar. Bagaimana tidak, sebuah studi pada 2016 mengungkap, asteroid dengan diameter 1 kilometer saja, jika menabrak bumi, bisa memicu zaman es mini. Bayangkan jika ukurannya mencapai 4,3 kilometer seperti halnya asteroid Florence.
Namun, untuk bisa menyebabkan kepunahan massal, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), butuh asteroid berukuran 9,7 kilometer.
Baca: Presiden Jokowi Salat Idul Adha di Lapangan Merdeka Sukabumi
Simak artikel menarik lainnya tentang asteroid yang melintas pada Idul Adha hanya di kanal Tekno Tempo.co.
LANGITSELATAN.COM | DAILY MAIL | AMRI MAHBUB